Ibu itu memindahkan akar tersebut dan meletakkannya di tempat lain, dekat dengan tembok.Â
Saya melihat dari dalam kamar dan merasa heran, mengapa ibu itu memindahkannya?
Ternyata, objek yang berbeda dapat membuat konsep manusia tentang hubungan antar objek yang ada dan ditempatkan dalam ruang yang sama menjadi berbeda.
Beberapa hal yang saya pahami adalah: Pertama, keindahan merupakan hasil dari perpaduan unsur yang berbeda.Â
Kedua, keindahan yang diartikan seseorang dapat dipahami secara berbeda oleh orang lain.Â
Ketiga, kesalahpahaman terjadi jika kita tidak memiliki konsep dasar yang dipahami oleh orang lain.
Dari pengalaman mengelola akar Kesambi yang bentuknya tidak beraturan itu, saya terinspirasi untuk menulis dan merefleksikannya.
Ternyata, akar kesambi itu sebenarnya tidak menarik jika hanya dibiarkan kaku di samping rumah tua; sebaliknya, akar itu mendapatkan makna baru ketika ditempatkan pada tempat tertentu yang berpadu dengan unsur lainnya.
Cerita ini mengajarkan beberapa hal:
1. Dunia dan realitas ciptaan ini akan diartikan secara menarik jika orang dapat menulis dan membaca tentang keadaan kaku itu dengan dimensi transformasi makna, baik dari profan ke spiritual maupun dari profan ke estetika.
2. Dunia dan realitas ciptaan ini adalah objek dari literasi kehidupan. Orang dapat memahami makna kehidupan ini dari akar kayu.
3. Hidup manusia dalam arti tertentu mirip dengan akar kayu Kesambi.Â
Dia hanya akan menjadi lebih berarti jika diangkat dan dipindahkan ke tempat lain, terutama jika diberi definisi dan predikat tertentu.
4. Kekuatan literasi terletak pada diksi sesuai dengan cara pandang tertentu sebagai pemberi makna.
Saya sendiri tidak pernah menduga bahwa dari akar kayu Kesambi di depan kamar yang ditempatkan bersama bunga-bunga hidup, suatu waktu akan menjadi satu gagasan tentang hidup.
Hidup akan menjadi indah ketika kita dapat menerima kumpulan yang terbuang, seperti akar kayu Kesambi, dan melihat hubungan harmonis antara yang berbeda dalam ruang dan perspektif yang sama.
Salam berbagi, Ino, 26 November 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H