Pengentasan kemiskinan bisa dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan didukung oleh kebijakan yang adil | Ino Sigaze
Setiap pembicaraan tentang kemiskinan, baik itu yang ekstrim maupun tidak, tentu berimbas pada masalah lapangan pekerjaan yang menyerap banyak tenaga kerja.
Terlihat jelas secara tersembunyi namun diakui secara sosial bahwa penyebab kemiskinan ekstrim adalah pengangguran. Tentu saja, asumsi ini belum final.
Asumsi lainnya mungkin menyatakan bahwa kemiskinan dapat terjadi karena banyak faktor di negeri ini. Dan rasanya agak mustahil untuk mencapai angka nol jika mentalitas sebagian besar penduduk di negeri ini tidak berubah.
Tulisan ini merupakan sumbangan pemikiran dua arah, kepada pemerintah dan kepada masyarakat sendiri, yang disertai dengan alasan-alasannya.
Kemustahilan Turunnya Angka Kemiskinan Ekstrim Menjadi Nol
Bangsa ini seharusnya sudah menjadi negara maju dan tidak lagi tergolong negara berkembang yang hidup di dunia ketiga.
Kita tahu bahwa istilah "dunia ketiga" dan "negara berkembang" selalu dikaitkan dengan kemiskinan, tetapi dalam setiap pembahasan terkait, selalu dibicarakan soal lapangan pekerjaan dan korupsi.
Tentu saja, lapangan kerja dan korupsi saling berhubungan. Siapa yang paling bertanggung jawab untuk mengentaskan kemiskinan? Dan siapa yang paling bertanggung jawab dalam menciptakan lapangan kerja?
Pemerintah tentu saja menempati garda terdepan dalam urusan pengentasan kemiskinan dan penambahan lapangan kerja. Mengapa?
Pertama, pengentasan kemiskinan tidak hanya dapat diselesaikan dengan membuka saluran donasi yang tidak beralih ke dalam lingkaran tertutup, tetapi lebih dari itu, membuat orang mampu mandiri dalam berkreasi untuk menciptakan kehidupannya sendiri.