Apa yang Menghambat Kemajuan Suatu Daerah dan Tantangan Imitasi Usaha dan Cara Berpikir
Dalam banyak kesempatan dialog dengan penduduk desa, saya mendapatkan kesan bahwa kegagalan usaha kecil di desa disebabkan oleh fakta bahwa semua orang ingin membuka usaha yang sama.
Konsep imitasi usaha ternyata tidak efektif untuk kemajuan dan perkembangan suatu daerah, malah melemahkan. Contohnya, masyarakat di desa yang hidup sebagai petani. Dari satu desa yang masih bekerja di ladang dengan sekitar 500 keluarga, penghasilan padi mereka mungkin tidak lebih dari 100 ton beras.
Ada seorang petani yang memiliki sedikit modal, membaca peluang itu, dan membeli mesin penggilingan padi. Saat penggilingannya pertama kali laris, orang lain juga membeli mesin penggilingan, dan minggu berikutnya sudah ada 5 mesin penggiling padi di satu desa. Akhirnya, mesin-mesin tersebut nganggur dan menjadi berkarat.
Masyarakat seperti itu seharusnya diberikan sosialisasi, misalnya, tentang cara pengolahan dedak padi dan cara mengolah gabah padi hingga menjadi tanah berkualitas untuk tanaman dan pengolahan lain.
Hingga saat ini, belum ada regulasi terkait, dan akhirnya kita bersaing satu sama lain dan tanpa disadari saling merugikan. Bagaimana bisa ada kemajuan jika masyarakat kita tidak kreatif?
Dalam hal ini, edukasi terkait cara-cara kreatif membuka usaha kecil yang menyerap tenaga kerja tentu sangat efektif. Selain itu, masyarakat kita sangat mengharapkan kebijakan pemerintah yang memudahkan akses transportasi ke ibu kota dan dari ibu kota ke desa.
Kemudahan akses transportasi akan berdampak positif pada perekonomian dan peningkatan wawasan serta cara berpikir masyarakat desa.
Salam berbagi, Ino, 22 November 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H