Memang, kebijakan pemerintah saat ini sangat membantu petani dan pengusaha kecil, termasuk di desa-desa, misalnya dengan pinjaman dana KUR yang bunganya sangat rendah.
Tiket Mahal dan Manajemen Rencana Kerja yang Tidak Pasti
Manajemen pengelolaan UMKM masyarakat desa itu sangat lemah. Kelemahan terbesar pengusaha kecil di desa-desa, seperti di Flores, misalnya, disebabkan oleh beberapa hal berikut:
Pertama, manajemen usaha yang tidak didasarkan pada ilmu yang dipelajari dalam pendidikan formal. Kedua, pengaruh budaya respek dan urusan adat yang tidak pernah putus rantainya.
Kendala lain yang sangat signifikan tentu saja berkaitan dengan regulasi yang mendukung akses pengusaha di wilayah luar untuk masuk dalam pasar pusat kota.
Hingga saat ini, saya masih belum mengerti mengapa harga tiket semakin mahal ketika bergerak ke timur. Andaikan pemerintah memiliki subsidi yang memperhatikan hal ini, saya yakin banyak pengusaha dari luar ibu kota yang dapat berkembang dan memiliki konektivitas bisnis yang lebih luas dan terbuka.
Jangan dianggap sepele soal harga tiket itu. Dinamika pariwisata di daerah-daerah terhambat salah satunya karena harga tiket yang tinggi.
Tanpa kita sadari, mahalnya harga tiket dapat menjadi bagian dari sistem tersembunyi (Kryptosytem) pemiskinan. Banyak sukarelawan yang ingin berbagi ilmu ketika membahas kekurangan sumber daya manusia, tetapi akan terhenti karena masalah transportasi yang mahal.
Belum lagi, mentalitas yang belum teratur dengan sistem pembuatan rencana kerja, semuanya bersifat mendadak. Misalnya, rencana pertemuan dua minggu lagi baru mengirimkan undangan pertemuan.
Secara logika, semakin singkat waktu keberangkatan ke ibu kota, semakin mahal tiketnya. Pembahasan mengenai digitalisasi pun terhambat karena pemerataan jaringan internet hingga saat ini belum berjalan dengan baik.
Alokasi dana untuk itu bahkan malah dikorupsi. Itulah kerancuan konsep pembangunan yang terjadi di negeri ini. Pihak pemilik modal terus menekan pengusaha kecil yang sedang bersemangat untuk berkembang dan menyerap tenaga kerja.