Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ini Alasannya Mustahil Kemiskinan Ekstrem Itu Turun Sampai Nol

22 November 2023   07:11 Diperbarui: 22 November 2023   07:11 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang, kebijakan pemerintah saat ini sangat membantu petani dan pengusaha kecil, termasuk di desa-desa, misalnya dengan pinjaman dana KUR yang bunganya sangat rendah.

Tiket Mahal dan Manajemen Rencana Kerja yang Tidak Pasti

Manajemen pengelolaan UMKM masyarakat desa itu sangat lemah. Kelemahan terbesar pengusaha kecil di desa-desa, seperti di Flores, misalnya, disebabkan oleh beberapa hal berikut:

Pertama, manajemen usaha yang tidak didasarkan pada ilmu yang dipelajari dalam pendidikan formal. Kedua, pengaruh budaya respek dan urusan adat yang tidak pernah putus rantainya.

Kendala lain yang sangat signifikan tentu saja berkaitan dengan regulasi yang mendukung akses pengusaha di wilayah luar untuk masuk dalam pasar pusat kota.

Hingga saat ini, saya masih belum mengerti mengapa harga tiket semakin mahal ketika bergerak ke timur. Andaikan pemerintah memiliki subsidi yang memperhatikan hal ini, saya yakin banyak pengusaha dari luar ibu kota yang dapat berkembang dan memiliki konektivitas bisnis yang lebih luas dan terbuka.

Jangan dianggap sepele soal harga tiket itu. Dinamika pariwisata di daerah-daerah terhambat salah satunya karena harga tiket yang tinggi.

Tanpa kita sadari, mahalnya harga tiket dapat menjadi bagian dari sistem tersembunyi (Kryptosytem) pemiskinan. Banyak sukarelawan yang ingin berbagi ilmu ketika membahas kekurangan sumber daya manusia, tetapi akan terhenti karena masalah transportasi yang mahal.

Belum lagi, mentalitas yang belum teratur dengan sistem pembuatan rencana kerja, semuanya bersifat mendadak. Misalnya, rencana pertemuan dua minggu lagi baru mengirimkan undangan pertemuan.

Secara logika, semakin singkat waktu keberangkatan ke ibu kota, semakin mahal tiketnya. Pembahasan mengenai digitalisasi pun terhambat karena pemerataan jaringan internet hingga saat ini belum berjalan dengan baik.

Alokasi dana untuk itu bahkan malah dikorupsi. Itulah kerancuan konsep pembangunan yang terjadi di negeri ini. Pihak pemilik modal terus menekan pengusaha kecil yang sedang bersemangat untuk berkembang dan menyerap tenaga kerja.

Tanpa disadari, kita sedang berhadapan dengan perbedaan konsep dan persaingan yang belum mencapai tingkat rasional dengan arah pikir yang sama, yaitu menekan angka kemiskinan dan mencapai pemerataan kesejahteraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun