Oleh karena itu, pemimpin yang diperlukan saat ini adalah pemimpin yang dapat berpikir praktis dan melakukan tindakan konkret.
Ketidakadilan tidak akan hilang dari negara kita hanya dengan menggeneralisasi bahwa negara ini tidak adil, tetapi harus diwujudkan dengan meningkatkan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan industri di Indonesia.
Dengan cara ini, akan tercipta keselarasan antara apa yang dipelajari oleh individu dengan kebutuhan industri dalam negeri. Gagasan Ganjar dapat menjadi terobosan baru yang mirip dengan gagasan yang sudah ada di Eropa.
Kedua, cita-cita perubahan suatu bangsa dapat tercapai jika bangsa tersebut mencapai kemajuan dalam industri dan pendidikan.
Pendidikan dan kemajuan industri dalam negeri akan berdampak pada kemerdekaan dari ketergantungan pada negara-negara asing.
Indonesia tidak akan menjadi negara maju jika hanya membahas keadilan tanpa memiliki konsep-konsep konkret yang dapat diwujudkan.
Sebaliknya, jika peluang industri berkembang hingga mencapai tingkat provinsi dan kabupaten, maka penyerapan tenaga kerja akan selalu menjadi potensi yang menjanjikan.
Ketiga, kemandirian suatu bangsa sangat bergantung pada kemampuan sumber daya manusia dan industri untuk mengolah bahan mentah menjadi produk jadi.
Sudah dapat dibayangkan bahwa jika Ganjar fokus pada upaya peningkatan pendidikan dan kualitas manusia yang sesuai dengan kebutuhan industri dalam negeri, maka generasi muda yang lahir nanti akan memiliki masa depan yang lebih pasti.
Saya masih ingat sistem pendidikan yang diterapkan di Jerman.Â
Perusahaan dapat mendukung mahasiswa yang bekerja di perusahaan mereka dengan perjanjian bahwa setelah lulus, mahasiswa tersebut akan bekerja untuk perusahaan selama 5 tahun.Â