Ilustrasi perilaku yang mencerminkan Pancasila sila kedua di sekolah (KOMPAS.com/Gischa Prameswari)
Orangtua dan guru perlu punya metode dan pendekatan sendiri yang kreatif dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak baik itu di rumah, maupun di sekolah | Ino Sigaze.
Sorotan topik pilihan Kompasiana kali ini benar-benar menyengat akal dan hati. Sudah saatnya masyarakat Indonesia diajak untuk memiliki semangat yang sama dalam mewariskan nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak.
Tulisan ini berfokus pada perspektif terkait cara menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak. Ada 3 pendekatan yang perlu diperjelas terkait proyek menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak:
1. Orangtua dan nilai Ketuhanan
Cita-cita bersama bangsa ini tentu saja agar anak-anak bangsa ini mengenal nilai-nilai Pancasila. Nah, bagaimana caranya agar anak-anak sejak dini dapat mengenal nilai-nilai Pancasila?
Orangtua yang sukses dalam mendidik anak-anaknya mengenal nilai-nilai Pancasila adalah orangtua yang juga mengenal nilai-nilai Pancasila.
Mustahil bagi orangtua yang sama sekali tidak mengenal nilai-nilai Pancasila untuk dapat mengajarkannya kepada anak-anak mereka.
Bagaimana cara orangtua menanamkan nilai Ketuhanan yang Mahaesa? Iklim kehidupan bersama masyarakat Indonesia sudah dengan sendirinya membentuk cara berpikir bukan hanya bagi orangtua, tetapi juga bagi anak-anak.
Masyarakat yang berbeda agama dapat hidup berdampingan sebagai tetangga. Nah, konsep kebersamaan sebagai tetangga menjadi potensi yang besar bagi anak-anak untuk belajar mengenal nilai-nilai Pancasila.
Misalnya, orangtua tidak boleh melarang anak-anaknya bermain di rumah dan halaman tetangga yang beragama lain. Orangtua perlu menjelaskan kepada mereka bahwa semua orang adalah saudara.