Setiap orang punya cerita dan pengalaman yang menarik, namun terkadang kehilangan ruang untuk berbagi dengan yang lain. Ruang cerita bersama orang lain itu adalah ruang di mana orang menemukan makna dan pesan inspiratif bagi kehidupan | Ino Sigaze.
Perjuangan mahasiswa Indonesia untuk studi di Jerman memang punya cerita sendiri sebagaimana studi di negara lainnya. Cerita tentang studi di luar negeri dan mahasiswa Indonesia memang akan menjadi cerita unik dan inspiratif.
Inspirasi cerita mereka hanya mungkin bisa diangkat ke permukaan pengalaman umumnya, jika di sana ada ruang berbagi cerita dan refleksi.
Ruang cerita dan refleksi itu ternyata sangat dicari oleh sebagian besar student dan kaum muda umumnya. Perjumpaan dengan beberapa student Indonesia di Frankfurt dan beberapa kota sekitarnya membuka wawasan saya bahwa kaum muda membutuhkan satu ruang cerita yang memungkinkan mereka bisa berbagi, bertanya apa saja.
Perjumpaan pertama dengan seorang Mahasiswa Indonesia, sebut saja namanya Evan telah meyakinkan saya tentang konsep kerinduan orang muda saat ini.
Orang-orang muda Indonesia yang sedang studi di Jerman misalnya, ternyata mereka punya cerita pergulatan yang bermacam-macam. Pergulatan studi sudah pasti menjadi pergulatan utama, selain bahwa mereka juga bergulat dengan diri sendiri.
Perjumpaan kedua dalam ruang cerita kami bersama dengan seorang mahasiswa Indonesia, sebut saja Steven. Saat ini kami punya ruang cerita online yang memungkinkan kami bisa berbagi cerita tentang hidup dan iman.
Di sana saya mengenal bahwa keduanya punya harapan, kecemasan dan kerinduan yang sama tentang tantangan dan kesuksesan, tentang cinta dan memberi, tentang syukur dan tuduhan pada Tuhan.
Tulisan ini coba mengupas kisah-kisah kami dalam perjuangan hidup dan studi di Jerman.
Cedera, tongkat dan melihat orang lumpuh
Suatu kali, Evan cedera dan dari jenis perawatan di rumah sakit Jerman mengharuskan Evan mengenakan tongkat. Saat itu Evan belajar menjadi orang pincang.