Apakah wajah dan cerita sepak bola Indonesia akan menjadi baru? Atau semuanya akan tetap sama saja cuma terdengar nama baru dan wajah baru seperti Erick Thohir? | Ino Sigaze.
Tentunya seluruh rakyat Indonesia mengharapkan kemajuan yang signifikan terkait Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Sejarah panjang PSSI tentu saja berhadapan dengan penantian panjang, kapan PSSI bisa melesat ke kancah lebih luas dan menggema ke dunia internasional.
Kita sama-sama manusia, punya kaki dan tenaga yang sama. Mengapa Jepang dan Korea bisa melejit ke tingkat dunia, sedangkan Indonesia menolort ke belakang?
Melejit dan melorot itu cuma menjadi ungkapan pedas untuk menjadi lebih maju lagi. Bertepatan dengan terpilihnya Erick Thohir sebagai ketua PSSI, maka kami merasa alangkah baiknya ada opini terkaitnya, sekedar untuk berbagi gagasan dan wawasan serta kemungkinan-kemungkinan.
Mungkinkah Bhineka Tunggal Ika dijadikan semboyang penggerak  dalam bingkai perubahan PSSI?
Mungkin saja PSSI sudah punya motto dan prinsip sendiri, tetapi dalam tulisan ini, saya coba menawarkan tentang wawasan Bhineka Tunggal Ika untuk direnungkan dalam kaitan dengan dunia sepak bola Indonesia.
Mengapa Bhineka Tunggal Ika?Â
Mungkin para peminat sepak bola merasa konyol dan membosankan membaca kombinasi ini. Bahkan mungkin ada yang merasa gak mungkin Bhineka Tunggal Ika bisa dikaitkan dengan PSSI.
Nah, sebenarnya gagasan ini berangkat dari pengalaman pribadi tahun 2006, ketika menjadi guru pendamping di Seminari Todabelu Mataloko di Flores. Biasanya setiap tahun diadakan pertandingan antar SMP di seluruh kecamatan Golewa.
Pada saat itu, akan diseleksi pemain-pemain terbaik yang akan bermain sebagai wakil dari  SMP Seminari. Prinsip seleksi yang dipakai adalah mengambil pemain terbaik dari semua kelas.
Katakan saja pemain terbaik dari kelas tiga siapa, lalu dari kelas dua itu siapa dan dari kelas satu itu siapa. Dan tentu saja kami tidak mengambil semua pemain dari satu kelas saja, misalnya cuma dari kelas tiga saja, hanya karena kelas tiga itu dianggap lebih berpengalaman.