Nama adalah bagian dari identitas keberpihakan. Keberpihakan yang berasal dari hati akan membuahkan hasil pada kemenangan. Jika tanpa kebenaran, maka tanyakan pada rumput yang bergoyang, mengapa?
Tiba-tib saja hari ini bermunculan video viral yang menceritakan pengalungan Noken kepada Anies dengan pemberian nama baru Anies Baswedan.
Berbagai tanggapan muncul dengan aneka komentar yang berbeda. Tanpa dipengaruhi oleh komentar-komentar orang, saya menyaksikan dengan kritis tayangan video tentang pengalungan seorang tokoh masyarakat di Papua.
Anies pada saat itu diberi nama baru Yohanes. Pada prinsipnya di dalam kekristenan nama Yohanes itu adalah nama baptis (Taufe Name). Nama baptis selalu ditempatkan di depan.Â
Dari prinsip itu, jelas nama Anies berubah sebagaimana komentar para netizen kebanyakan. Yohanes Anies Baswedan.
Ada 4 alasan mengapa Anies punya nama baru "Yohanes Anies Baswedan":
1. Apakah Anies sendiri tidak kritis karena respeknya terlalu tinggi?
Pada momen pengalungan Noken itu Anies tampak menunduk. Itu tanda respek Anies. Namun, apakah esensi nama itu tidak mempengaruhi gerakan politik Anies?
Prediksi dampak dari melemahnya daya kritis Anies saat itu bisa saja berdampak bahwa konsep masyarakat tentang Anies sebagai yang punya dua kaki.
Ia menunjukkan identitasnya secara jelas bahwa ia adalah seorang muslim, tetapi juga Anies secara sosial juga mau diberi nama Yohanes. Mungkinkah hal itu dimungkinkan dalam kerangka toleransi dalam alam berpikir Anies?
2. Nama Yohanes itu bentuk figur idola Anies Baswedan bukan?