Mengapa tetap ada istilah desa tertinggal? Kebangkitan desa semakin nyata. Mari jaga kualitas pembangunan di desa-desa.
Di tengah riuhnya pemberitaan tentang KTT G20 di Bali, Indonesia, saya sejenak menarik nafas untuk merenungkan kembali tentang kebangkitan Desa di masa pemerintahan Jokowi Widodo.
Masa pemerintahan Jokowi memang tepat sekali dihubungkan dengan tema kebangkitan desa. Kebangkitan desa itu terasa sekali melalui beberapakan jenis pembangunan yang terjadi sampai ke desa-desa.Â
Berikut ini ada beberapa jenis pembangunan desa yang bisa dikatakan sebagai bentuk konkret dari kebangkitan desa:
1. Pembangunan Embung
Berangkat dari kenyataan di desa saya, ternyata selama masa pemerintahan Jokowi, desa Kerirea punya kesempatan pembangunan 3 embung: embung Ae Rewa, embung Ndetu Ria dan Embu Ae Engga.Â
Tiga embung embung itu dibangun di wilayah desa Kerirea, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Flores, NTT. Pembangunan tiga embung itu tentu saja menghabiskan dana yang besar, ya kurang lebih miliaran.
Namun, sayang sekali satu embung Ae Rewa telah rusak atau sama sekali tidak berguna bagi petani. Satu embung Ndetu Ria cuma bisa dipakai untuk tempat minum air bagi ternak sapi dan menjadi kolam ikan. Sedangkan yang terakhir barangkali sangat berguna karena dipakai masyarakat sebagai sumber mata air untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Nah, dari tiga embung itu, terlihat betapa besar perhatian Jokowi untuk kebangkitan desa, cuma mungkin semua itu belum maksimal yang bisa jadi oleh karena indikasi korupsi di sana.Â
Jika mau tahu persis pemerintah harus turun ke lapangan untuk periksa. Tapi, untuk pemeriksaan korupsi di NTT rupanya masih terlalu mustahil dilakukan. Ya, masih aman di sana kesannya.
2. Pembangunan rumah layak tinggal