Kesehatan ekonomi bangsa Indonesia berarti keberanian untuk menjauhkan diri dari posisi dan keadaan dengan status khusus pasien IMF dan tentu saja jauh dari amukan resesi nanti.
Oleh karena itu, petani semestinya memperhatikan keragaman tanaman pertanian mereka, ibarat keragaman vitamin yang dibutuhkan bagi kesehatan tubuh manusia, demikian juga petani membutuhkan keragaman tanaman pertanian.
Praktisnya, tidak cukup hanya dengan kebun sayur, tetapi petani perlu punya kebun kakao, tidak hanya punya kebun kelapa, tetapi juga punya kebun sirih.
Saya teringat seorang petani di desa saya pada bulan Juli lalu. Sekian banyak petani hanya fokus pada tanaman yang sama, seperti kakao, kemiri, kopi, cengkeh, cabe. Namun, ia justru berani melakukan yang lain. Ia menanam sirih satu kebun.Â
Apa yang terjadi, ia bisa menjual dalam satu pasar bisa mencapai 2 juta. Konsep keragaman tanaman ini hemat saya, benar-benar membuat sektor ekonomi itu jadi sehat dan kuat.
2. Petani yang memiliki jam terbang tinggi
Pak Jokowi memang menyebutkan "pemimpin yang punya jam terbang tinggi", namun dalam konteks tulisan ini, saya menyebutnya petani yang punya jam terbang tinggi.
Petani dengan jam terbang tinggi itu apa artinya. Dalam pengamatan saya selama liburan beberapa waktu lalu, saya berani mendefinisikan arti dari petani punya jam terbang tinggi itu sebagai berikut:
- Petani yang selalu mengikuti perkembangan informasi pasar dari waktu ke waktu
- Petani yang punya semangat belajar melengkapi wawasannya sendiri
- Petani yang bisa membangun komunikasi dengan semua pihak dalam mencari solusi terkait persoalan yang dihadapinya
- Petani yang mengenal manajemen pasar dan sistem penjualan
- Petani yang bisa membuat analisis situasi usahanya sendiri dan situasi ekonomi umumnya
Jadi, sebenarnya dalam menghadapi resesi ekonomi tahun 2023 nanti, bangsa ini tidak hanya memikirkan soal pemimpin yang punya jam terbang tinggi, tetapi juga soal petani yang punya jam terbang tinggi.
Artinya bahwa seorang pemimpin perlu juga memikirkan bagaimana supaya para petani itu bisa menjadi petani yang punya jam terbang tinggi. Oleh karena itu, resesi tahun 2023 bukan hanya sebatas kajian dan alternatif sudut pandang, tetapi harus lebih konkret ke dalam bentuk realisasi.
Masyarakat kita yang berbasiskan pertanian perlu dibekali dengan motivasi, informasi-informasi yang berguna agar mereka punya cara pandang yang beragam dan kreatif.