Dengarlah hatimu dan lakukanlah yang baik sesuai nilai Pancasila dan agamamu, semuanya pasti berguna untuk kebhinekaan bangsa Indonesia dan kemanusiaan seluruhnya!...Ino Sigaze.
"Nilai kemanusiaan sangat tergantung pada nilai agama dan moral yang dipahami dan dihayati" demikian tulis Kompasiana Cipto Lelono dalam artikel yang berjudul "Menggali 4 Nilai Utama Kegiatan Purna siswa KB/TK".Â
Sebuah tulisan yang sangat menarik dan juga sekaligus menantang untuk kajian lebih lanjut terkait konteks Indonesia. Karena itu, sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Cipto Lelono yang telah menulis artikel itu.
Ketika membaca tulisan itu, dalam pikiran saya spontan muncul pertanyaan: mengapa di Indonesia nilai kemanusiaan itu sangat tergantung pada nilai agama dan  moral yang dipahami dan dihayati?
Ada 3 alasannya:
1. Bangsa dan negara Indonesia mengakui  adanya agama-agama  dan menerima kebenaran di dalam agama-agama
Agama di Indonesia punya peran yang sangat penting. Rujukan utama dalam semua hal keseharian orang Indonesia adalah agama. Agama sudah pasti menjadi sumber moral.
Oleh karena itu, tidak heran bahwa di semua sekolah baik itu sekolah swasta, maupun sekolah negeri, pelajaran agama merupakan pelajaran wajib. Nah, bagaimana dengan kurikulum merdeka yang tidak menempatkan agama sebagai pelajaran wajib?
Apakah semua anak didik suka dengan pelajaran agama? Ini benar-benar tantangan bangsa kita. Ketika pendidikan agama itu wajib, maka sudah pasti anak-anak didik akan belajar di sekolah sesuai standar kurikulum resmi yang berlaku di negara kita.
Namun, ketika tidak diwajibkan, dari mana mereka belajar? Tentu saja orangtua bisa memberikan pelajaran agama, atau saja guru privat dan lain sebagainya.
Akan tetapi, bagaimana jaminan tentang pelajaran agama yang benar yang menjunjung tinggi kemanusiaan sudah pasti perlu lebih serius memperhatikannya. Sangat disayangkan kalau pelajaran agama yang diberikan itu mungkin saja tidak sesuai dengan kebenaran agama yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, maka rusaklah moral orang yang menerimanya.