Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Matahari Kita

7 Maret 2022   11:33 Diperbarui: 7 Maret 2022   11:55 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matahari kita | Dokumen pribadi oleh Ino

Matahari memancarkan cahayanya walau bumi tak selamanya punya kegembiraan yang sama. Terkadang akal fana manusia menuntut agar cahaya cerah hangat itu cukup untuk orang-orang yang dia kenal, orang-orang yang bisa sepaham dengannya. 

Kenyataannya beda, Matahari bersinar juga untuk orang yang sepaham dan yang tidak sepaham. Ia hanya peduli pada manusia. 

Di tengah riuh angin dan ribuan massa, datang pula anak-anak kecil bawa spanduk dengan tulisan "Wer Hoffnung gesehen hat, vergisst sie nicht" Terpikirkan bahwa baik adanya, jika Matahari cukup terukur pada anak-anak dan riuh angin tak perlu menerjang mereka. 

Ternyata tidak. Matahari dan riuh angin, juga untuk semua. Tidak mampu membedakan ini sesuai seleranya dan itu tidak. 

Menjadi sama di depan matanya, barangkali paling ideal agar hatimu tentram. Mengapa menuruti pikiran fanamu yang akhirnya membedakanmu dengan Matahari? 

Tahtamu sementara, keputusanmu akan berubah entah kapan. Hatimu mengadili mu sepanjang waktu, lebih-lebih ketika kamu diam-diam merayap dengan benci pada apa yang tidak pasti benar atau salah. 

Perspektif tak selalu sama, beda bukan pula menentang, tapi kebebasan memperoleh cahaya Matahari harusnya sama. Riuh angin segar juga dibutuhkan manusia. 

Matahari kita untuk kita 

Matahari bijak 

Matahari keadilan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun