Enam hari berlalu perang dan konflik Rusia-Ukraina tidak hanya menyemburkan amarah, tapi mengeluarkan darah. Perang senjata dan kepentingan negara.Â
Perang perebutan wilayah yang tidak lagi mengindahkan kata-kata. Lobi, diplomasi seakan semuanya bual bersama kepulan dan dentuman senjata.Â
Perang senjata berat belum kenal gencatan senjata, media-media angkat pena ikut berperang. Perang kata-kata pembelaan, pembelokan, penudingan, pengutukan, pemolesan berita.Â
Perang kata-kata dari orang-orang yang tidak pernah melihat kecuali dari lanjutan berita media-media asing dari sana. Semuanya jadi gemar perang kata-kata.Â
Perang kata ada di mana-mana. Perang kata paling laku di pasar informasi global yang aktual tentang perang senjata.
Semuanya tidak pernah takut dengan perang kata-kata. Tanpa diundang semua mau terlibat berperang dengan kata-kata.Â
Kata perang ditulis berkali-kali di seantero dunia. Perang kata terus mengubah dan mengacak suasana hingga semua rasa melebur dalam dada.Â
Perang kata anak zaman sekarang bermodalkan gambar-gambar tragis dan seram. Perang kata yang mempertebal garis trauma tentang perang senjata.Â
Tapi, manusia tidak pernah tobat memerangi sesamanya. Ia tahu bahwa sesamanya adalah dirinya yang lain, tapi perang itu menjadikannya semua buta.Â
Buta melihat luka