Pada saat itu, sebetulnya orang bisa bertanya tentang banyak hal, seperti ketidakpuasannya selama hidup, tentang apa harapannya, bahkan sampai pada hal unik lainnya, seperti di mana orang yang baru saja meninggal mau dimakamkan.
Maklum soal tempat pemakanan itu bagi orang Flores umumnya sangat penting. Letak pemakaman diyakini juga sebagai simbol dari kedekatan dan jasa seseorang. Ada kesan bahwa semakin seseorang itu berpengaruh di masyarakat, maka makamnya semakin dekat dari rumah atau semakin dibuat lebih baik dan bagus di tempat pemakaman.
Jadi, cerita dan pengalaman mistis itu bisa menjadi sarana komunikasi antara dunia nyata dengan apa yang melampaui alam kesadaran manusia atau "dunia seberang." Cerita mistis seperti itu sebenarnya ada kaitannya dengan keyakinan budaya masyarakat tradisional tentang hubungan orang hidup dengan orang yang sudah meninggal dunia.
Cerita mistis itu tidak akan berakhir sejauh masyarakat itu sendiri tetap punya keyakinan bahwa arwah masih punya cara untuk mengkomunikasikan diri mereka pada orang-orang hidup.
Apalagi ketika budaya dan kepercayaan masyarakat pada roh-roh dan arwah-arwah itu masih ada, maka cerita mistis itu tetap saja ada dan berkembang di masyarakat.
Apakah fenomena mistis itu sebagai jalan untuk pembenaran dan pengakuan sosial?
Terkadang  begitu sulit memberikan jawaban secara pasti terkait hubungan cerita mistis dengan pembenaran dan pengakuan secara sosial. Akan tetapi, itulah kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat yang berbudaya dan menganut adat istiadat masih secara kental dan kuat.Â
Saya akhirnya ingat cerita tentang kematian seorang Profesor asal Maumere, Sikka dalam usia 81 tahun di Malang. Ia lama mengajar di sebuah universitas di kota Malang sampai tutup usianya. Pada hari meninggalnya, pohon tertinggi dan tertua di kampus itu juga tumbang.
Padahal malam itu tidak ada angin, tiada badai. Banyak tafsiran bermunculan waktu itu. Ada yang mengatakan bahwa pohon tertua di Universitas itu akhirnya juga ikut berduka bersama sang Profesor.
Tidak hanya itu, pada hari pemakamannya, datanglah seekor anjing putih ke kuburan tempat jenazah Profesor itu akan disemayamkan. Anjing itu mula-mula tidak dikenal. Semua orang yang hadir hanya melihat dan terheran-heran.
Mengapa anjing itu ada di samping makamnya? Anjing itu tertidur dan menunggu sampai upacara pemakaman itu selesai. Ia bahkan tidak peduli ada begitu banyak orang saat itu sedang mengelilinginya.