Demikian juga di kabupaten Ende misalnya ada mata air terjun Tiwu Awu, Murundao, Muru Keba dan Kede Bodu yang juga belum dimanfaatkan sama sekali untuk dijadikan sumber pembangkit tenaga listrik.Â
Di kabupaten Maumere ada air terjun Lianiki, Murusobe, dan Air Terjun Aimitat. Tentu masih ada beberapa air terjun di tempat lainnya yang punya potensi besar untuk dijadikan sumber pembangkit tenaga listrik.
Terlihat bahwa potensi alam di Flores khususnya sangat memberikan peluang untuk skenario jangka panjang mendukung NZE, namun untuk pelaksanaanya tentu membutuhkan dana yang besar, tenaga teknis lapangan yang harus sungguh dipersiapkan dengan maksimal sejak saat ini.
Saya masih ingat cerita liburan tahun 2019. Saya mengajak masyarakat untuk mengunjungi Air Terjun Tiwu Awu yang hemat saya sangat besar potensinya untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Kunjungan bersama itu melahirkan diskusi kecil tentang kemungkinan air terjun Tiwu Awu menjadi PLTA atau sekurang-kurang menjadi aset wisata di desa Kerirea. Tentu bisa saja dilakukan dalam suatu kontribusi yang selaras dengan program pemerintah.Â
2. Penanaman pohon kemiri (Aleurites moluccana) sebagai tanaman penaung dengan fungsi ganda lainnya: kesehatan dan ekonomi
Kemiri adalah jenis pohon tanaman masyarakat. Sebagian besar masyarakat pedesaan di Flores khususnya menanam kemiri  dengan tujuan untuk menghasilkan buah. Buah kemiri memang tergolong mahal.Â
Harga kemiri di Flores berkisar antara 17.000-38.000 per kilogram. Kemiri termasuk tanaman yang bisa menciptakan lingkungan alam menjadi tampak hijau dan segar.
Pemandangan yang sangat menyejukan misalnya di daerah kabupaten Ende ke arah Barat. Jika dilihat dengan menggunakan sarana google maps, maka terlihat rimbunan daun hijau yang terbentang dari selatan sampai ke utara. Itu adalah bentangan wilayah tumbuhnya pohon kemiri.Â
Menanam pohon kemiri bisa menjadi satu alternatif solusi untuk mendukung program penurunan karbon dioksida (CO2). Hal ini karena pohon kemiri bisa tumbuh subur di daerah tropis yang memiliki tingkat kelembaban sampai ketinggian 1200 meter dari permukaan laut.
Bahkan kemiri dapat beradaptasi dengan baik pada daerah-daerah lereng gunung atau bahkan pada lembah-lembah yang curam. Di daerah yang berdekatan dengan khatulistiwa, ternyata bisa menjadi tempat hidup pohon kemiri secara khusus pada ketinggian 200 meter  di atas permukaan laut.