Promosi wisata harus dengan rasa cinta, maka semua akan berdampak luas, demikian juga rasa nasionalisme perlu dengan berani menepis narsisme murahan yang hanya mempertebal dinding kedaerahan tanpa menjadi global.
Umumnya orang sulit mengatakan sesuatu kalau cuma mendengar apa kata orang, sebaliknya akan menjadi jauh lebih mudah untuk menulis dan memberikan gambaran tertentu jika pernah melihat dan mengalami dari dekat.Â
Dasar argumen sederhana itulah yang memberanikan saya untuk mencoba menulis sekali lagi tentang danau Toba, berangkat dari kenangan beberapa tahun silam pada tahun 2012 menyaksikan secara langsung keindahan danau Toba.
Gambaran dan ungkapan kekaguman seseorang bisa saja berbeda-beda, bahkan dari waktu ke waktu. Karena itu, ulasan terkait promosi wisata saat ini tidak terlepas pula dari ungkapan kekaguman pribadi saya.Â
Logika sederhana yang membangkitkan gairah untuk mempromosikan danau Toba sebagai aset wisata tidak terlepas dari percikan cerita dan kekaguman pribadi pada saat pertama melihat danau Toba.
"Jika danau Toba itu tidak menarik, maka saya juga tidak tertarik untuk mempromosikannya, sebaliknya nyata bahwa karena danau Toba itu begitu menarik dan indah, maka saya sungguh bergairah mempromosikannya."
Pertanyaannya adalah bagaimana peluang promosi wisata danau Toba itu bisa diadakan di Eropa, melalui jalur dan cara apa saja bisa dilakukan di sana?
Ada beberapa cara dan  peluang promosi wisata danau Toba yang bisa dilakukan:
1. Promosi di tempat kerjaÂ
Cara promosi wisata di tempat kerja mungkin cara paling sederhana. Akan tetapi tidak berarti cara itu paling mudah dilakukan, karena bagaimana melakukannya bisa saja tidak bisa dilakukan oleh semua orang.
Dari pengalaman pribadi, saya berani mengatakan bahwa promosi wisata yang pernah saya lakukan adalah dengan menceritakan pengalaman secara tertulis pada sebuah media cetak di tempat kerja, namanya Senioren Post.