Cuma, wawasan kita yang mungkin belum sampai pada pemahaman bahwa sungai juga sebagai tempat belajar. Saya juga baru sadar ketika menggarap tema sungai saat ini dan setelah merenungkan kembali masa kecil.
Sungai sebagai tempat belajar bukan sebagai ide khayalan, tetapi ide yang muncul dari pengalaman sendiri. Saya ingat saat belajar berenang itu ternyata bukan saat mudah.
Kalau menyelam itu jauh lebih mudah, tetapi berenang dengan kepala di atas air, kemudian badan dalam keadaan terapung dengan bantuan gerakan kaki dan tangan, itu tidak mudah.
Ya, di sana anak-anak belajar tentang keseimbangan fisik dan belajar supaya tidak tenggelam. Tenggelam yang dimaksudkan bukan saja tenggelam fisik, tetapi juga "tenggelam bagian kepala" atau tanpa perspektif, sehingga dia tidak bisa melihat ke sekitarnya, ya tidak bisa melihat peluang dan tantangan.
Ilmu kehidupan yang saya maksudkan adalah bahwa di sungai anak-anak mengerti bahwa untuk hidup atau supaya tidak tenggelam itu, orang harus menggerakan kaki dan tangannya.
Sebenarnya ilmu kehidupan yang bisa dipelajari dari sungai itu adalah anak-anak mengerti betapa pentingnya kreativitas dan dinamika atau sederhananya perlu menjadi aktif.
Saya kira cukup banyak orangtua yang menjadi kebingungan jika melihat anak-anak mereka tidak aktif. Anak-anak yang tidak aktif bisa saja karena sakit. Anak-anak yang sehat dan normal pasti sangat aktif dan pasti suka bermain air atau suka bermain di sungai.
2. Sungai sebagai pelajaran tentang apa artinya "kedalaman."
Pelajaran tentang mengukur kedalaman itu saya pelajari sejak masa kecil. Kalau saya ingat lagi cara-cara sederhana masa itu, rupanya benar juga dengan kata pepatah, "Air beriak tanda tak dalam." Mungkin saja peribahasa itu relevan untuk konteks kita di Indonesia saat ini.
Kontes krisis Covid-19 di mana ada begitu banyak orang terpapar, kemudian begitu keras perjuangan pemerintah untuk mengatasi dan menolong masyarakat, tetapi ada juga yang sukanya berteriak, demonstrasi di jalan dan lain sebagainya. Mungkinkah itu tanda dari kedangkalan pemahaman?