2. Memotong sendiri dianggap aneh karena orang tidak mengerti apa artinya hemat sesuai keadaan keuangan pribadi
Pada masa-masa kuliah di tahun 2001 uang saku sebulan sebesar Rp 20.000. Bagaimana uang sejumlah itu bisa untuk beli sabun, rinso, sampo, dan lagi untuk memotong rambut di salon.
Jelas sangat tidak mungkin. Kesulitan konkret itulah yang memotivasi saya dan beberapa teman lainnya untuk belajar memotong sendiri rambut.Â
Dari pengalaman, sebenarnya memotong sendiri rambut sangat mudah dan sederhana. Orang hanya membutuhkan satu sisir rambut kecil yang halus, lalu dengan silet goal.
Silet itu dijepit pada sisir dengan selisih beberapa mili centimeter sesuai selera pribadi, selanjutnya tinggal menyisir rambut dengan  menggunakan sisir yang ada silet itu.Â
Hasilnya persis seperti memotong rambut dengan menggunakan mesin elektrik. Oleh karena sudah biasa, maka bagi saya cara itu paling aman, ketimbang dengan gunting dan sisir.
Cuma persyaratannya adalah orang tidak boleh miring menekan silet pada sisir. Jika miring, maka hasil potongan pun tidak akan menjadi sama, ya jadinya seperti teras yang miring.
Pada intinya, cara memotong sendiri rambut di rumah dipilih karena alasan hemat, ya oleh karena latar keuangan pribadi yang sulit. Sederhana bagi saya mendingan Rp10.000 itu saya pakai untuk makan bakso Solo, daripada untuk pangkas rambut di salon.
Orang yang menganggap memotong sendiri itu aneh karena mereka tidak mengerti latar belakang dan situasi apa yang seseorang hadapi waktu itu.
Apakah memotong sendiri rambut di rumah itu akan tetap dianggap aneh? Tentu tidak, mengapa? Perhatikan masa covid-19, banyak sekali yang memotong sendiri rambut di rumah.
Ya, alasannya karena situasi terpaksa, semua salon ditutup. Orang tidak punya pilihan lain, selain belajar memotong rambutnya sendiri. Nah, dalam konteks seperti itulah, orang baru mengerti mengapa memotong sendiri rambut di rumah itu penting.
Memotong sendiri rambut itu sangat penting tentunya, bukan karena kesulitan di masa pandemi, tetapi ada juga alasan lain yang mendasar.