Perhatikan cara-cara merayakan suatu kemenangan, agar kemenangan itu menjadi kesukaan bagi orang lain.Â
Setiap kemenangan memang patut dirayakan dengan cara tertentu, namun tidak harus setiap kemenangan itu dirayakan secara berlebihan. Cara yang wajar dan terukur merayakan kemenangan itu mesti dipertimbangkan, agar kemenangan itu tidak menjadi cercaan orang lain.
Sorak sorai kemenangan warga Italia di Jerman kemarin (20/62021) menuai banyak komentar. Komentar dari warga Jerman dan India tidak jauh bedanya dengan komentar saya sebagai warga Indonesia. Latar belakang dari komentar kami sebenarnya sederhana saja karena pawai mobil dengan klakson yang begitu ribut di jalan-jalan khususnya di tengah kota.
Riuhnya sorak sorai kota Mainz sebagai contohnya kemarin, ibarat riuhnya warga Jerman menyambut kemenangan 7-0 di  laga pertandingan Jerman vs Brasil beberapa tahun lalu.
Karena itu terasa sungguh berlebihan bahwa Italia sudah berunjuk rasa dengan sorak sorai di kota-kota. Pertandingan belum selesai, bola itu bundar, ada banyak hal yang tidak terduga itu bisa saja terjadi pada orang-orang yang begitu percaya diri.
Demikian beberapa komentar ketus beberapa teman saya kemarin ketika kami sedang duduk santai menikmati malam yang sedikit sejuk bergerimis, dengan atmosfer Grill pada musim panas.
Sorak sorai itu anehnya tidak hanya sekali dan selesai, tetapi tampak tercecer dan tidak terorganisir. Kadang dalam waktu sepuluh menit terdengar riuh, kemudian sepi lagi dan beberapa kemudian terdengar lagi.
Begitulah warga Italia di kota Mainz merayakan kemenangan Italia atas Wales 1-0 pada Minggu 20 Juni 2021 di momen euro 2020. Ya, suatu kemenangan yang mereka anggap begitu luar biasa sehingga harus dirayakan di jalan-jalan meskipun di negeri orang.
Situasi itulah yang mendorong saya untuk mengulas mengapa sorak-sorai atas suatu kemenangan itu harus terukur? Ulasan ini bersifat umum, namun dari latar belakang situasi sorak-sorai kemenangan Italia atas Wales.
1. Kemenangan itu bersifat sementara