Merah dan ramah senyummu, berhasil menepis penatku hingga sekarang.
Ditiup angin sepoi-sepoi sejuk tanpa kata, namun sejuk bijaknya terasa hingga di kalbu terdalam. Tanpa sisa perginya penat dan lelah hari ini.
Lambaian tangkai Mohn di tengah bunga-bunga alam telah menepis penat dengan begitu murah.
Semua karena kemurahan Pencipta. Diberikan dengan daya cinta yang tanpa sisa untuk manusia.
Alam dan keindahan bunga-bunga di tengah padang gandum, telah menjadi hiasan penyejuk mata yang selalu menyisakan tanya:
Kapan wahai manusia punya tatapan dan kata-kata sejuk untuk sesamamu? Kapan hidupmu menjadi seperti alam yang bisa menepis penat manusia?
Berulang-ulang hingga tiada akhirnya, kau hadir dengan pesona yang tidak terbatas untuk menepis penat manusia.
Wahai alam, bunga, gandum dan hutan,...Wahai Mohn...
 Jangan berhenti tersenyum untuk menepis penat dan lelah manusia di bumi ini!
Salam berbagi, ino, 8.6.2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H