"Sayang Puan Maharani , sayang Ganjar Pranowo, lebih baik Ganjar daripada Puan", ini hanya kata Hati.
Politik sudah dikenal dengan ungkapan-ungkapan yang merakyat bahwa kadang susah ditebak. Meskipun susah ditebak, tapi di mata rakyat Indonesia wajah pemimpin itu tetap jelas.
Wajah politik dan wajah pemimpin rupanya berubah-ubah, namun pada akhirnya rakyat yang cerdas tidak akan pernah menaruh simpati pada partai apapun, jika kata hati mereka di sana tidak ada figur yang menjadi idaman mereka.
Sebagai rakyat Indonesia yang berada di luar Indonesia saya mengenal Puan Maharani dan Ganjar Pranowo cuma melalui media. Saya mengenal Puan sebagai cucu Presiden pertama republik Indonesia, namun jika jujur apa kata hati tentang Puan, rasanya cuma ada dilema jika harus menggeser Ganjar.
Sekali lagi ini tentang kata hati, rasa dan gema yang terdengar di luar Indonesia tentang Puan dan Ganjar.Â
Ada 4 kata hati yang bisa diulas terkait Puan dan Ganjar:
1. Puan dan Ganjar punya nama baik yang menyemburkan aroma dan rasa tentang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).Â
Ketika Puan dan Ganjar disandingkan dengan posisi tertentu untuk Indonesia kedepannya, kata hati sudah mulai goyah.Â
Goyah karena orang-orang luar seperti saya yang tinggal di Jerman lebih tertarik dengan gagasan kritis tentang seorang pemimpin bukan karena titisan para dewa atau punya hubungan darah dengan tokoh dunia, tetapi lebih karena kenyataan keterlibatan untuk rakyat yang bisa dilihat di layar media.
Puan atau Ganjar di mata rakyat Indonesia itu sudah sangat jelas dan nyata, jika benar-benar rakyat itu waras dan jujur mendengar apa kata hati mereka. Pemimpin idaman rakyat Indonesia saat ini adalah seorang yang bisa datang dari partai mana saja asalkan bisa gesit dan tanggap terhadap kebutuhan rakyat.
Puan lebih gesit atau Ganjar lebih menguasai media? Puan lebih aktif atau Ganjar lebih mudah komunikasi dengan rakyat biasa di jalan-jalan dan di pasar. Kata hati orang luar sangat jelas bahwa Ganjar jauh lebih dekat dengan rakyat.