2. Kata hati tentang pertimbangan partai PDIP
Generasi milenial saat ini, sebenarnya punya selera yang sama. Selera mereka adalah punya seorang Presiden yang santai dalam tutur kata, dekat dengan rakyat, jujur berpihak pada kesejahteraan rakyat, tetapi juga tegas dalam melawan korupsi, kolusi dan nepotisme dan segala macam urusan birokrasi yang berbelit-belit.
Rupanya masa depan Partai di Indonesia umumnya dan masa depan PDIP khususnya sangat ditentukan oleh kejelian menentukan kader partai. Rakyat mungkin tidak loyal dengan PDIP, bahkan tidak menaruh simpati lagi, jika figur idaman mereka tidak lagi berada di partai PDIP.
Kebesaran Partai bisa jadi sangat ditentukan dari orang-orang di dalamnya atau sangat dipengaruhi oleh kader-kader yang betul merakyat dan bukan karena alasan-alasan tidak rasional lainnya.
Ini soal kata hati, rakyat Indonesia sudah sangat cerdas memilih pemimpin. Kriteria mereka tidak akan sama dengan kriteria yang dimiliki Partai. Rakyat punya selera dan kepentingan sama, agar mereka sejahtera, bisa dekat dengan pemimpinnya.
Tentu beda dengan kepentingan Partai. Di sana ada kaitannya dengan kekuasaan, nama dan popularitas. Semua bisa-bisa saja, tapi jangan lupa pemimpin pilihan rakyat adalah pemimpin yang pernah menyentuh hati dan tangan rakyat, bukan dengan raut wajah ramah dan sejarah panjang lainnya.
Pemimpin yang menyentuh hati rakyat sebenarnya bisa dilihat dengan mudah, ya pemimpin yang rajin blusukan, kunjung rakyatnya di mana saja. Ini lagi-lagi kata hati: Jangan anggap sepele lho blusukan ala Ganjar. Itu blusukan cinta dan investasi ketokohan yang lahir dari hati. Jujur deh, rakyat Indonesia benar suka kayak gitu.
3. Kejatuhan PDIP akan tiba, ketika gaya feodalisme menjadi prioritas pejabat Partai
Terasa bahwa lebih baik berjiwa besar dengan merangkum kader-kader seperti Ganjar dan Ibu Risma ketimbang memperhitungkan pencalonan Puan dengan godaan nama besar cucu Presiden pertama dan anak dari mantan Presiden Megawati.
Nama besar berdasarkan garis keturunan tanpa diimbangi dengan popularitas kerja nyata yang dekat dengan rakyat, bergaul di kalangan rakyat, sebetulnya bisa menjadi lampu suram bagi masa depan Partai PDIP.
Ini hanya kata hati, sangat mungkin terjadi bahwa ketika hembusan nafas feodalisme itu terasa di kalangan publik, maka akan memperbesar ruang keraguan di kalangan bawah.Â