Bukan tidak mungkin bahwa penulis memeroleh penawaran yang sungguh menggiurkan. Nah, ini hanya sebuah cerita yang berangkat dari pengalaman bukan sebagai penulis, tetapi sebagai orang yang pernah rajin menulis.
Suatu kenangan indah bahwa pernah ditawarkan honor menulis satu artikel 5 euro. Kisah itu tidak bisa saya lupakan. Entah karena apa teman bule itu, pernah menawarkan kepada saya seperti itu.
Saya hanya percaya bahwa penawaran itu karena dia senang melihat orang yang rajin menulis, lalu senang mendengar saya menceritakan lagi isi dari tulisan-tulisan kecil itu kepadanya.
Saya sungguh terkejut bahwa di dunia ini ada pula orang yang berani menawarkan seperti itu, meskipun saya bukan seorang penulis. Aneh bukan? Dalam beberapa bulan berlangsung, terasa bahwa sebulan saja dengan santainya saya memeroleh honor tidak terduga 250 euro atau senilai 4.000.000 rupiah.
Untuk ukuran anak student di Jerman lumayan banget sih, sudah bisa untuk beli buku-buku dan lain sebagainya. Nah, itulah hal tidak terduga yang pernah saya dapatkan dari rajin menulis.
Meskipun demikian, saya menyadari bahwa untuk menemukan keadaan seperti itu sungguh merupakan sesuatu yang sangat jarang atau sangat sulit. Saat saya bercerita dengan beberapa teman saya, kata mereka sederhana, "Kamu orang hoki sih."
"Hoki apaan?," tanya saya. Saya lebih percaya bahwa hal yang pernah saya dapatkan itu bukan hoki, tetapi hadiah dari Tuhan karena kerja rutin dan konsisten menulis.
Ya, kalau boleh dikatakan bahwa menulis itu tidak pernah sia-sia. Ketika orang menulis, selalu saja ada kejutan-kejutan yang menggembirakan kedepannya.
Akan tetapi suatu waktu, saya masuk dalam ruang refleksi pribadi, dan saya mendengar suara yang misterius mengatakan seperti ini: "Janganlah kamu menulis untuk mengejar uang!"