Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Misteri Dinamika Turun-Naik pada Kamis 13 Mei 2021 di Indonesia

13 Mei 2021   11:56 Diperbarui: 13 Mei 2021   12:33 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi untuk misteri dinamika turun-naik. Dokumen pribadi oleh Ino.

Hari ini akan menjadi begitu indah, saat kita menjadi seimbang dalam cara pandang. Yang suci mesti ada manifestasinya pada yang dunia. Doa dan zakat bagaikan dua sisi dari mata uang. 

Seniman dan musikus, penyair dan guru spiritual pernah mengakui bahwa setiap hari-hari hidup manusia ada keajaiban. Keajaiban itu, sebenarnya begitu nyata, namun terkadang tidak bisa dilihat oleh semua orang. 

Misteri "hari" itu juga selalu ada keajaibannya, justru karena ada hari, di mana manusia yang punya mata, tetapi tidak bisa melihat, atau punya telinga, namun tidak bisa mendengar, atau punya hidung, tetapi tidak bisa mencium, punya tangan, tetapi tidak bisa berjabatan tangan, punya kaki, tetapi tidak boleh mudik berjalan ke mana-mana. 

Itu cuma ringkasan kecil dari misteri hari-hari hidup manusia secara khusus di masa Pandemi Covid-19 ini. Misteri hari-hari hidup manusia menjadi begitu nyata, hingga bagi sebagian orang cuma ada protes, omong kosong dan sungguh suatu paradoks kehidupan. 

Meskipun demikian, ternyata ada misteri yang juga nyata terkait hari Kamis, 13 Mei 2021. Rasanya baru pertama ketika saudara-saudari yang muslim merayakan Idul Fitri, bersamaan dengan orang Kristen merayakan hari raya kenaikan Isa Almasih ke surga. 

Menjadi pertanyaan sekarang, kok bisa sama hari ini? Nah, jika lebih jeli melihat, sebetulnya tidak cukup untuk katakan sama, tetapi seimbang. Seimbang menurut saya lebih cocok untuk mengungkapkan Misteri hari ini. Mengapa? 

Ada 3 alasan mengapa bukan sama, tetapi seimbang? 

1. Istilah yang berbeda, namun pesan yang sama

Idul Fitri tentu tidak sama dengan kenaikan Isa Almasih, Yesus Kristus, tetapi pesan-pesannya bisa jadi sama. Pesan tentang kesucian hidup, saya kira keduanya setuju bahwa kita dipanggil kepada kesucian hidup. 

Kesucian hidup itu bukan tanpa manifestasi, tetapi sebaliknya, mesti nyata untuk kehidupan orang lain juga. Kesucian itu berkaitan dengan hidup sehari-hari, yang merupakan hasil dari gerakan hati yang pertama terarah naik ke atas pada Tuhan yang mahakuasa dan maha memiliki, kemudian turun kembali untuk dibagikan kepada sesama di bumi ini. 

Pada saat perbedaan arah dan gerakan itu disadari, maka keseimbangan dalam hidup itu menjadi begitu penting dan nyata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun