"Saling support dan bangga adalah cerita yang tidak pernah putus dari geng sekolah. Janji untuk berjumpa kembali itu adalah juga bagian dari cerita geng sekolah hingga sekarang. Kapan-kapan kita bertemu lagi dan berterus terang...."
Tidak pernah terbayangkan bahwa tema geng sekolah bisa muncul. Geng sekolah kalau dari pengalaman saya bisa berarti ganda, di satu sisi geng dalam hal adu fisik, tetapi juga geng dalam hal ilmu.
Kenangan indah yang dalam banyak hal meninggalkan rasa aneh itu, saat ini mencuat kembali. Pertanyaan wajar pun bertubi-tubi datang: Mengapa lakukan itu ya? Kenapa bisa menjadi begitu aneh waktu itu?
Tiga tahun saya menikmati pendidikan sekolah menengah atas (SMA) pada sebuah lembaga pendidikan yang terkenal karena toleransinya di kota saya. Ditemukan pula banyak gengnya di sana, bahkan hampir ada di semua kelas.
Geng saya waktu itu semuanya berbadan kecil. Keunggulan dari geng saya adalah berada di kelas IPA. Kelas bergengsi bukan karena jumlahnya sedikit, tetapi ada anggapan bahwa "Anak IPA itu disayangi guru-guru."Â
Geng IPA sebutan khas pada masa itu. Ke mana-mana selalu bersama, bahkan pernah ada kompromi untuk bolos pun sama-sama. Nah, kenangan unik itu dinikmati bersama geng masa SMA.
Geng IPA punya ruangan kelas bersebelahan dengan ruang guru. Jadi, geng itu kadang-kadang beruntung, tapi kadang juga tersiksa. Beruntung karena geng IPA jumlahnya sedikit, jadi kalau ada sesuatu yang enak di ruang guru, guru-gurunya biasa datang ke kelas dan memberi sesuatu.
Geng IPA biasanya mendapatkan remah-remah dari ruang sebelah. Gimana sih rasanya disayang guru. Senang kan? Pokoknya biar cuma hal kecil pun, kalau diberikan oleh guru, itu berarti kamu anak yang pintar. Ada juga sih rasa seperti, wow istimewa banget.Â
Kesan geng IPA sebagai geng istimewa memang selalu ada. Bahkan kami sendiri terkadang merasakan keistimewaan seperti itu. Mengapa sampai ada kesan seperti itu?Â
Ada 4 alasan kesan istimewa terhadap geng IPA:
1. Geng IPA itu punya taruhan besar: Bawa nama sekolah