Di pusaran Eropa, namamu Nanggala disebut, dikenang. Pergimu menyisakan duka dan tanya: mengapa berakhir sunyi tanpa kontak?Â
Entah apa yang bisa kujawab saat mereka bertanya tentang Nanggala. Nanggala, cerita pilu di di rahim ibu pertiwi hari-hari ini.
Pilu dan lara tentang pergimu adalah duka tanpa sisa, bukan cuma untuk bangsa dan tanah air Indonesia.
Air mata duka dan tudung kabung menutup wajah dunia. Semuanya larut dalam sunyi, penuh tanya.
Kapan Nanggala tiba dan menaikan bendera kemenangan untuk semuanya?
Rindu tercabik mengiris hati tak hanya istri dan anak-anak yang tertinggal.
Seluruh rakyat Indonesia dan masyarakat dunia, panjatkan doa agar Nanggala kembali dari kedalaman samudera perjuangan.
Nanggala, kisahmu adalah kisah anak bangsa. Perjuanganmu untuk mengawasi kekayaan alam dan pertahanan negeri belum selesai.
Pergimu semula adalah kebanggaan bangsa.
Nanggala, kutaburkan doa dari tangan tanpa daya dan hampa. Semoga jiwa dan roh perjuanganmu menjadi prajurit penjaga maritim Indonesia.
Kupercaya, Nanggala adalah pelindung samudera kaya di perairan Indonesia.