Mereka belajar hidup sama seperti para petani lainnya, pagi-pagi ke kebun, menanam padi dan tanaman umur panjang lainnya. Mereka punya kebun cabe yang bisa dijual seminggu sekali. Punya sedikit kebun kemiri, cengkeh, kopi, merica, vanili, dan lain sebagainya.
Kekuatan mereka rupanya adalah bekerja dengan pikiran yang sehat karena bisa menerima kenyataan sendiri sebagaimana orang lainnya yang juga sendiri.
3. Menggunakan manajemen sederhana "yang penting selalu ada sisa untuk anak sekolah"
Mereka tidak punya pelajaran tentang manajemen keuangan keluarga, tetapi mereka tahu menyimpan uang untuk anak sekolah dan belanja rumah tangga.
Prinsip mereka sederhana, prioritas mereka juga jelas. Belanja kebutuhan hidup boleh-boleh saja, perhiasan bisa juga dibeli, namun simpanan untuk anak sekolah adalah suatu keharusan.
4. Oleh karena sebatang kara, maka kesadaran untuk menjaga kesehatan menjadi lebih tinggi
Pikiran sederhana dari janda di desa-desa itu sungguh membanggakan. Mereka memikirkan kesehatan mereka sebagai hal utama karena hanya jika sehat, maka segala urusan terkait hidup dan masa depan anak-anak mereka akan berjalan lancar.
Ada semacam suatu ketakutan yang positif dalam hal ini. Kesadaran akan sebatang kara, memampukan mereka selalu waspada dalam menjaga kesehatan mereka secara pribadi.
Sungguh mengharukan kalau tiba-tiba kebetulan berkunjung ke rumah mereka. Pereka menggantungkan pada dinding rumah mereka sebuah foto bersama anak-anak mereka yang mengenakan toga sarjana.
Ya, sebuah toga sejarah tentang riwayat perjuangan sang janda yang sebatang kara di pelosok desa. Tidak pernah terkenal sebagai di dunia perfilman bagai sang janda kaya yang arogan.
Mereka tampak sederhana, ulet dan setia. Bekerja dan berdoa adalah moto keseharian hidup mereka. Bahkan jauh lebih mengharukan lagi, ada juga kisah janda di desa yang berani menyerahkan anak mereka untuk hidup menurut panggilan mereka sendiri.