Remang senja kembali ke barat, perlahan-lahan tenggelam dalam balutan awan, di sela-sela percikan cahaya yang masih tersisa. Mereka pergi ke laut sambil membawa jaring-jaring kecil dengan penuh sukacita.Â
Isyarat datang musim penangkapan Ipu tiba sejak April awal. Gemuruh langit, gelombang laut, tiupan angin kencang berlalu, bahkan kembali teduh selalu mengawali hari-hari awal datangnya Ipu.Â
Perubahan iklim dan cuaca setempat dikenal begitu cepat oleh masyarakat setempat sebagai saat-saat datangnya Ipu hampir tiba.Â
Biasanya, masyarakat setempat mulai mempersiapkan segala sesuatu yang perlu, mulai dari mempersiapkan jaring, pakaian, bekal, ember, baskom dan beberapa sarana lainnya yang penting.
Tidak hanya orang-orang di pesisir yang mulai dengan persiapan praktis untuk pergi ke laut, tetapi juga siapa saja boleh datang ke sana. Ya, semuanya tampak menjadi super sibuk.Â
Ada yang mengingatkan larangan-larangannya, ada pula yang mulai mendongeng ulang kisah-kisah tahun sebelumnya dan lain sebagainya. Seru juga sih.Â
Apalagi sambil menangkap bisa juga sambil berenang di laut. Tentu ekstra dilengkapi dengan pemandangan senja dan barisan awan yang tidak teratur, namun indah mempesona di barat sana. Ya, sorotan tanjung Riti di wilayah Nangaroro menambah eksotisnya pantai batu hijau Nangapanda itu.Â
Tradisi penangkapan Ipu
Ipu adalah bahasa daerah Ende-Lio untuk menamakan sejenis ikan kecil yang cuma datang setahun sekali. Uniknya bahwa sejak dahulu orang-orang di kabupaten Ende, Flores menangkap itu bukan cuma di laut, tetapi juga di sungai.Â
Ikan-ikan kecil dalam jumlah yang begitu besar bahkan bertumpuk dan bergerombolan seperti terseret gelombang terus mengarah ke bibir sungai. Bahkan kemudian sejumlah lolos dari tangkapan di pesisir laut, akhirnya berenang melawan arus sungai sampai begitu jauh dari laut.Â
Ikan-ikan kecil tampak halus dan putih. Pertumbuhan begitu cepat dalam waktu dua minggu tampak badan ikan-ikan kecil itu sudah menjadi hitam.Â