Mohon tunggu...
ASIAH
ASIAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ajakan Provokasi Dapat Memecah Belah Bangsa

29 Februari 2024   09:59 Diperbarui: 29 Februari 2024   10:07 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam beberapa hari terakhir, muncul ajakan provokasi dari mantan Panglima, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, yang menyebutkan bahwa jika Hak Angket tidak bisa dilakukan, maka "PARLEMEN JALANAN" harus dilakukan sebagai alternatif. Pernyataan ini sangat berbahaya dan dapat memecah belah bangsa.

Hak Angket adalah hak yang dimiliki oleh anggota DPR untuk menyelidiki suatu isu yang dianggap penting atau kontroversial. Ini merupakan mekanisme yang sah dan dilindungi oleh undang-undang. Namun, mengajak "PARLEMEN JALANAN" sebagai pengganti hak angket hanya akan menciptakan kekacauan dan ketidakstabilan di negara kita.

Sebagai mantan Panglima, seharusnya Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa. Mengajak provokasi yang dapat memecah belah bangsa hanya akan melemahkan Indonesia sebagai negara yang memiliki beragam suku, agama, dan budaya. Jika ada isu yang perlu diselidiki atau diselesaikan, lembaga Pemilu seperti KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) memiliki prosedur dan mekanisme penyelesaian sengketa terkait hasil pemilu.

Provokasi dengan mengajak "PARLEMEN JALANAN" bukanlah solusi yang baik. Sebagai bangsa yang memiliki keberagaman, kita harus menjaga persatuan dan kesatuan. Jika ada permasalahan yang perlu diselesaikan, mari gunakan mekanisme yang sudah ada dan berlaku dalam konstitusi negara. Mengajak provokasi hanya akan merusak tatanan demokrasi dan stabilitas negara kita. Sebagai mantan Panglima, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo seharusnya memberikan contoh yang baik dan tidak menghasut untuk melakukan hal-hal yang dapat memecah belah bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun