Mohon tunggu...
Imam Supeno
Imam Supeno Mohon Tunggu... -

.........apa yg didengar, dilihat, dan dipahami diuntai jadi kata-kata menjadi kalimat hingga menjadi tulisan itulah hasratku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inspirasi dari Sebuah Cangkir

30 September 2012   05:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:28 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillahirrahmaanirrahim

Kepekaan akan sesuatu yang ada disekitar kita akan membuahkan inspirasi yang tak terduga. Salah satunya adalah dari sebuah cangkir kesayanganku. Memang sepintas seperti biasa –biasa saja, namun jika kurenungi lebih dalam lagi, keberadaannya membuatku tersadar.

Cangkirku berhias motif setengah bola sepak.Kugunakan untuk minum teh atau kopi. Hanya digunakan untukku saja, tak pernah dipinjamkan kepada yang lain karena saking sayangnya.

Pada suatu pagi menjelang siang , untuk menghilangkan kepenatan bekerja semalaman, kuseduh secangkir kopi, namun untuk memanaskan air biasanya kugunakan elemen pemanas. Biasanya kutunggu selama kurang lebih 5 menit air matang mendidih, namun kala itu kutinggal selonjoran sebentar di kasur, astaga rupanya kutertidur lelap dalam hitungan beberapa jam. Untungnya, temanku datang menyadarkanku. Astaghfirullohal’adzim, air yang kumasak dalam cangkir mengering membara api ! Ujung besi elemen menghitam dan gagangnya pun melumer. Segera kucabut kabel elemen dari stopkontak listrik, duh akibatnya sungguh fatal! Cangkir kesayanganku RETAK menghitam bernoda lumeran plastik gagang elemen. Lemes bercampur tegang menggelayut dalam hatiku saat itu.

Ah! Cangkir kesayanganku telah berubah menjadi seonggok benda afkir yang tak berfungsi lagi sebagaimana biasanya. Tragedi ini membuatku tersadar, namun hebatnya dengan kejadian itu menjadikan pelajaran berhikmah buatku.  ” Bahwa manusia memang terkadang lalai, teramat mencintai suatu benda yang merasa miliknya.” Teringat aku akan pesan dari Junjunganku Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam , “Cintailah kekasihmu sesederhana mungkin, siapa tahu ia menjadi musuhmu pada suatu saat nanti. Dan bencilah musuhmu sesederhana mungkin, siapa tahu ia menjadi sahabat dekatmu pada suatu saat nanti” (Diriwayatkan oleh Tirmidzi, menurut Albani hadis ini Shahih). Intinya janganlah terlalu berlebihan dalam mencintai dan memiliki sesuatu (harta, tahta, wanita), karena semuanya hanyalah ujian dan titipan yang nantinya akan diminta pertanggungjawaban oleh Sang Maha Pemberi.

Walhamdulillahirobbil’aalamin.

13489777681119886056
13489777681119886056

1348979052370228345
1348979052370228345

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun