Tetapkan apa yang benar-benar diinginkan pelanggan dengan 'pekerjaan yang harus dilakukan', dan bangun sebuah ide untuk menciptakan solusi yang paling cocok untuk mereka.Â
Hasil dari berempati menjadi bahan bagi kita untuk mendefinisikan setiap temuan pengamatan, keterlibatan, dan pencelupan lapangan. Dalam tahap ini, kita memperhatikan setiap detail data dan informasi yang ditemukan. Kemudian, fokus kembali pada wawasan, kebutuhan, dan ruang lingkup tantangan yang dihadapi orang tersebut.Â
Hasil dari tahap ini juga menentukan pernyataan masalah atau rumusan masalah dan tantangan yang dihadapi oleh orang tersebut dan juga apa ruang lingkup inovasi yang akan dilakukan. Â
Jika pernyataan masalah telah dirumuskan dengan fokus dan tepat, maka langkah selanjutnya adalah menghasilkan berbagai ide untuk mengatasi tantangan dan memenuhi kebutuhan orang tersebut.
Implementation
Membangun, ulangi, uji, dan luncurkan untuk menciptakan lebih banyak dampak. Jadikan ide Anda menjadi kenyataan dengan membuat purwarupa atau prototype.Â
Dalam tahapan ini, kita fokus pada ide-ide yang paling mungkin dan terbaik untuk purwarupa yang akan dibuat. Purwarupa dapat dalam bentuk apapun, dari hal-hal sederhana seperti gambar pada selembar kertas, atau arsitek bangunan bergaya sketsa, atau purwarupa yang lebih maju dari program atau aplikasi komputer.Â
Jadi, hal penting dari purwarupa adalah dapat menggambarkan ide diinginkan dan membuat semua orang dapat berinteraksi dengan ide tersebut. Kemudian, uji ke target pelanggan untuk mendapatkan wawasan, ulangi dan berikan cerita kepada target pelanggan untuk menciptakan dampak yang lebih tahan lama.Â
Cobalah untuk melihat bagaimana orang berinteraksi dengan purwarupa tersebut. Perhatikan baik-baik, apakah fitur yang telah didesain diterima dengan baik atau tidak.Â
Atau apakah ada hal-hal yang sesuai dan tidak sesuai dengan harapan ketika orang menggunakan purwarupa tersebut. Disini kita harus mencatat apa saja poin untuk meningkatkan fitur purwarupa sehingga bisa lebih baik.
Setelah kita mengetahui tiga tahapan Design Thinking Innovesia, kita mengenal keindahan pola berpikir untuk menjadi lebih inovatif. Design Thinking memberikan ruang bagi kita untuk gagal. Belajar dari kegagalan, kita harus memahami mengapa kita gagal dan mengapa kita harus memperbaikinya.Â