Mohon tunggu...
Innani Mukaromah
Innani Mukaromah Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Create interesting content

Selanjutnya

Tutup

Money

Kerugian Ekonomi Akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

13 Juni 2022   22:53 Diperbarui: 13 Juni 2022   22:53 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Penyakit muluta dan kuku (PMK) saat ini mewabah di Indonesia, virus ini menjadi perbincangan di kalangan masyarakat. Di Indonesia telah ditemukan kasus PMK di 6 daerah, antara lain 2 daerah di Provinsi Aceh dan 4 daerah di Jawa Timur. 

Penyakit ini banyak menyerang hewan ternak yang berkuku belah dari mulai sapi, kerbau hingga domba atau kambing dan tergolong penyakit akut yang penyebarannya melalui infeksi virus, penularannya sangat cepat dan mendadak sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat tinggi bagi peternak.

Salah satu kerugian ekonomi yang terjadi secara langsung bagi usaha peternak sapi berupa tingginya angka kematian sapi dan kematian anak sapi, tingginya angka kesakitan pada sapi, penurunan tingkat pertumbuhan sapi, penurunan produksi susu, aborsi, penurunan berat badan pada sapi, virus ini sangat menimbulkan keresahan pada pelaku ekonomi khusunya pada peternak sapi, pedagang sapi, dan pengelola daging sapi, keresahan ini yang dapat menimbulkan hambatan para pedagang dan menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat tinggi bagi peternak. 

Virus ini tidak hanya meresahkan para pedagang tetapi menimbulkan keresahan bagi kalangan masyarakat. Banyak masyarakat yang takut dan khawatir untuk mengkonsumsi daging sapi dan susu sapi semenjak penyakit PMK ini mewabah di Indonsia, karena mereka takut tertular oleh virus PMK, sehingga menghambat para pedagang dan menjadi salah satu penyebab kerugian ekonomi, padahal penyakit ini tidak menular kepada manusia, sehingga daging dan susu sapi aman untuk dikonsumsi oleh manusia.

Kementerian Pertanian (Kementan) memproyeksi kerugian ekonomi di Indonesia akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) tembus Rp11,6 triliun. 

Untuk mengembalikan agar negeri ini terhindar dari wabah penyakit PMK, perlu di lakukan upaya pengendalian dan penanggulangan PMK, tentu memerlukan kerja keras, biaya yang tinggi, dan waktu yang panjang. Salah satu langkah yang mungkin perlu dilakukan sebaiknya pemerintah segera memberi ganti rugi dana tanggap darurat yang cukup, perlu juga dilakukan pengendalian vaksinasi massal untuk mengurangi rantai penuluran, jika hasil positif pada ternak harus dipisahkan atau diisolasi dengan ternak yang negatif dan juga bagi hewan yang sudah kontak langsung dengan ternak yang positif sebaiknya dipisahkan agar melindungi hewan ternak yang belum tertular demi mencegah penyebaran yang lebih luas. Perlu pula dilakukan untuk kesehatan kandang dengan dilakukan pembersihan dan dilakukan desinfektan pada kandang ternak hewan. 

Pencegahan dengan cepat dan tepat sangat di perlukan, agar nilai kerugian ekonomi tidak semakin besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun