Tawadhu menjadi salah satu akhlak yang wajib dimiliki oleh umat muslim sekaligus bentuk kepribadian yang berlawanan dengan sifat sombong.
Tawadhu diartikan sebagai sikap merendahkan diri dan santun kepada siapapun. Tawadhu dapat menunjukkan adanya kerendahan dan kesederhanaan yang ada pada pada diri seseorang kepada orang lain, meskipun sebenarnya dirinya sendiri memiliki status yang lebih tinggi daripada orang lain tersebut.
Tawadhu yang berarti rendah hati ini beda dengan rendah diri. Orang yang rendah hati itu tidak akan memandang dirinya lebih dibandingkan dengan orang lain, sementara rendah diri itu lebih cenderung kehilangan kepercayaan diri.
Tawadhu lilmu'alim (tawadhu ke guru), wajib dimiliki seseorang yang sedang mencari ilmu khususnya para santri. Karena akhlak utama yang diajarkan di pondok pesantren yaitu sikap tawadhu. Karna ilmu yang diajarkan guru baru akan diterima secara sempurna oleh si murid apabila ia bersikap tawadhu terhadap gurunya. Dengan sikap demikian,si murid sangat mengharapkan ridha atas apa yang guru berikan sehingga ilmu tersebut membawa kebaikan dan kebarokahan bagi keduanya.
Imam Al-Ghazali berkata :
Artinya: "Poin ketiga, murid tidak boleh menyombongkan ilmunya dan menentang gurunya. Tetapi harus tunduk sepenuhnya kepada guru dan mematuhi betul nasihatnya, seperti kepatuhan orang sakit yang tidak tahu cara mengobati penyakitnya kepada seorang dokter ahli yang berpengalaman. Seorang pelajar/murid harus tawadhu terhadap gurunya, serta mengharap pahala dan kemuliaan dengan berkhidmah terhadapnya." (Al-Ghazali, Ihy' 'Ulmiddn, juz I, halalam 50).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H