Mohon tunggu...
Humaniora

AIMS Program di University of Tsukuba, Jepang

6 April 2017   07:34 Diperbarui: 6 April 2017   07:41 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Student exchange is the opportunity to do and see things you could of never dreamed of. Gain a second family, new friends and become a local in another culture. A journey of self-discovery and personal growth filled with unforgettable memories.”

Saya merupakan seorang mahasiswa tingkat akhir di Institut Pertanian Bogor. Tahun 2016 lalu tepatnya pada bulan September saya meraih kesempatan untuk mengikuti program pertukaran pelajar di University of Tsukuba, Jepang melalui program yang disebut AIMS. Apa sih AIMS itu? AIMS sendiri merupakan singkatan dari ASEAN International Mobility for Student. Loh? Kok ada Jepang? Jadi, Pada tahun 2010, pemerintah Malaysia-Indonesia-Thailand (M-I-T) dan SEAMEO RIHED meluncurkan program kolaboratif multilateral untuk mempromosikan mobilitas mahasiswa di Wilayah Asia Tenggara. Dengan ekspansi, nama ini diubah untuk ASEAN International Mobility untuk Siswa (AIMS) Program. Sampai saat ini, 59 universitas dari 7 negara bergabung bersama untuk mempromosikan mobilitas siswa di seluruh wilayah di bidang Pertanian, Teknik, Ekonomi, Ilmu dan Teknologi Pangan, Bisnis Internasional, Bahasa dan Budaya, dan Pariwisata dan Perhotelan. Oktober lalu 2014, University of Tsukuba mulai menampung mahasiswa dari universitas mitra untuk belajar di Jepang dan mendapatkan kredit setara melalui (TAG) Program Trans-ASEAN global Agenda Pendidikan. Program TAG merupakan bagian dari dukungan pemerintah Jepang di Reinvention Jepang Proyek yang menghubungkan dengan Program AIMS yang dibuat oleh Universitas ASEAN.

Program ini bermanfaat bagi saya dalam hal pengembangan diri dan kesadaran yang dapat meningkatkan kepercayaan diri saya. Selama mengikuti program ini saya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama dan itu mendorong saya untuk mengembangkan keterampilan komunikasi bahasa Inggris saya. Saya juga memiliki kesempatan untuk membangun networking yang kuat dengan siswa dari seluruh dunia. Saya bahkan masih menjaga hubungan komuikasi tersebut sampai sekarang. Saya mendapat kesempatan untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain yang memiliki latar belakang yang berbeda, budaya, keyakinan, dan cara berpikir.

            Selain kuliah, saya dan beberapa teman yang lain mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi beberapa tempat di Jepang. Kegiatan ini disebut dengan Specialized Field Practice. Kami berkesempatan untuk mengunjungi Museum Mi Instan Nissin, Makabe Town, National Institutes of Environmental Studies di Tsukuba, Earthquake Disaster Prevention Office di Yokohama, dan Sugadaira Montane Research Center.  Melalui kegiatan tersebut saya mendapatkan banyak sekali informasi yang sebelumnya tidak saya ketahui. Mulai dari bagaimana orang Jepang berbudaya, berkomunikasi, dan bahkan mengelola sebuah kota untuk selalu waspada akan bencana alam. Tak hanya itu, melalui kunjungan ke Sugadaira Montane Research Center saya menyadari bahwa terdapat banyak sekali keanekaragaman baik hayati maupun hewani di Jepang. Saya memiliki kesempatan untuk belajar mengenai pelestarian keanekaragaman hayati (biodiversity preservation) lewat kegiatan pelacakan hewan (animal tracking) dan pengamatan burung (bird watching).

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Di samping itu, kami pun memiliki kegiatan yang disebut dengan ASEAN Café. ASEAN Café merupakan ruang bagi siswa dalam Program TAG-AIMS untuk menemukan tentang keragaman budaya yang kaya dan belajar dari satu sama lain dalam lingkungan informal yang menyenangkan. Sejalan dengan program AIMS, ASEAN Café diselenggarakan dalam bahasa Inggris untuk meningkatkan hubungan antara siswa dari seluruh Negara yang beraneka ragam. Fokus dari kegiatan ini adalah pada KEANEKARAGAMAN BUDAYA, sehingga siswa diharapkan untuk berbagi aspek yang menarik dan pengalaman dari negara mereka dengan cara yang menyenangkan, misalnya melalui kuis atau permainan. Pada prinsipnya setiap sesi terdiri dari dua bagian: pertama pada teori (untuk berbagi informasi umum negara, melalui kuis atau permainan) dan bagian kedua, lebih praktis untuk berbagi kegiatan budaya seperti mengajar kelompok tari lokal, lagu, dll.

Saya bersama teman-teman Indonesia lainnya mendapatkan kesempatan untuk memberikan presentasi mengenai indahnya Indonesia dan kebudayaan Indonesia. Kami mengangkat tema “17 Agustusan” dan mengadakan beberapa permainan, seperti balap karung. Di samping itu, kami juga mengajarkan kepada teman-teman yang lain bagaimana menari poco-poco dan dangdutan. Untuk sajian makanan, kami menyajikan kolak ubi dan soto ayam sebagai salah satu makanan khas dari Indonesia. Semua orang sangat menikmati acara tersebut dan kami pun bangga untuk mempresentasikan Indonesia di depan teman-teman dari berbagai Negara.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Program pertukaran ini  telah menjadi pengalaman yang luar biasa bagi saya. Kesempatan untuk bergabung program pertukaran ini telah menjadi salah satu aspek yang paling berpengaruh dalam proses akademis saya. Saya telah mendapatkan begitu banyak pengetahuan tentang Jepang dan dunia. Sebuah paket lengkap soft skill dan hard skill adalah manfaat yang paling berharga dari mengikuti program ini. Saya merasa bahwa kemampuan komunikasi saya, keterampilan untuk pemecahan masalah, dan hubungan dengan orang lain berkembang. Lingkungan terus menantang saya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi bahasa Inggris dan bahasa Jepang saya.

Saya ingin mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada DIKTI untuk dukungan keuangan yang diberikan kepada saya untuk bergabung dengan program ini. Untuk Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, dan juga dosen untuk memberi saya kesempatan tak ternilai harganya, Universitas Tsukuba, TAG AIMS Staff dan dosen untuk dukungan yang murah hati selama program ini di University of Tsukuba, dan juga untuk rekan-rekan pelajar di University of Tsukuba dan IPB untuk wawasan dan dukungannya selama program.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun