Mohon tunggu...
Rinnelya Agustien
Rinnelya Agustien Mohon Tunggu... Perawat - Pengelola TBM Pena dan Buku

seseorang yang ingin menjadi manfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Rangkuman dari Bedah Buku "Gurunya Manusia" di Uniba, Balikpapan

29 September 2016   10:56 Diperbarui: 29 September 2016   11:23 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

saya terkesima sekali mendengar dongeng beliau. betapa selama ini sekolah sekolah kita mencetak generasi yang identik yang sama semuanya, tidak jauh beda dengan pabrik yang bisanya hanya menciptakan produk yang sama dalam jumlah ribuan. 

Kemudian pak Munif  memberikan lima bingkisan kepada seluruh peserta yang hadir saat itu. Bingkisan yang pertama adalah ; BINTANG, apa artinya ? beliau mengatakan bahwa setiap anak yang dilahirkan adalah juara. kita terlalu sering membangun barrier tinggi hingga tak bisa lagi melihat kemampuan anak. begitu banyak label yang melekat pada seorang anak. label sebagai anak nakal, sebagai anak pembohong, anak cacat dan lain sebagainya. yang harus kita lakukan adalah Runtuhkan semua barier agar terlihat bintangnya. Pak Munif lalu memutar video mengenai seorang yang bernama Lena Maria. sungguh video yang menyentuh sekali. Semua anak berhak sekolah tegas pak Munif. tidak ada pembedaan sama sekali mengenai siapa yang berhak bersekolah. selama anak itu anaknya manusia, orangtuanya manusia maka berhak sekolah di sekolahnya manusia dengan gurunya manusia.

bingkisan yang kedua adalah SAMUDERA. Artinya ? Kemampuan anak kita seluas samudera. Ada tiga ranah yang harus diukur yaitu ranah psiko afektif artinya mau diajak kerjasama, respon psikomotor artinya anak mampu menciptakan karya, berani tampil, respon psikokognitif artinya anak mampu mencari solusi. Ketika kemampuan anak dihargai seluas samudera maka outputnya adalah raport siswa yang komprehensif terdiri dari tiga ranah tersebut. saat pengambilan raport ada acara pameran produk (rapor ranah psikomotor), tidak ada rangking yang ada ipsative artinya mengukur anak dari anak itu sendiri, bukan membandingkan dengan orang lain.

bingkisan yang ketiga adalah HARTA KARUN. Setiap anak cerdas dengan multiple intelligence (harta karun). Kecerdasan itu adalah kebiasaan atau perilaku yang diulang diulang ditandai dengan kreatifitas dan problem solving. Kecerdasan tidak ada hubungannya dengan angka tetapi dengan kebiasaan. Anak mampu menciptakan produk produk baru yang berbudaya Tidak ada manusia yang bodoh yang ada manusia yang memiliki hambatan. 

Otak hanya butuh stimulus yang tepat sehingga memantik impuls syaraf yang mampu melahirkan kompetensi. Kecerdasan seseorang tidak ada hubungan dengan kondisi fisik, kondisi otak, dan hasil test. Ada kecerdasan bahasa, gerak, bergaul, music, gambar, angka, diri, interpersonal. Artinya informasi mudah masuk bila melalui music, bukan anak itu mahir di music. Sehingga setiap guru harus mampu mengenal learning style siswanya. Learning style ditentukan oleh kecerdasan mana yang dominan. Tugas guru adalah :

  • Memahami gaya belajar siswa
  • Multi strategi pembelajaran
  • Wajib membuat lessonplan
  • Stretegi pembelajaran ada macam macam tidak melulu metode ceramah

bingkisan yang keempat adalah Penyelam (discovering ability) yang mana melalui mengembangkan kemampuan anak. dan bingkisan terakhir adalah Bakat. dari bakat bisa menjadi profesi yang profesional artinya mampu berkarya dan mampu menghandle setiap masalah. 

pak munif bercerita mengenai pendidikan di jepang yang sejak prenatal school sudah ada sekolahnya. tentu yang sekolah bukan anaknya tetapi ibunya. ini keren banget menurut saya. kebanyakan ibu ibu di jepang fokus menjadi ibu rumah tangga sampai anaknya kelas 4 SD, barulah mereka berkarir kembali. mungkin itulah kenapa angka melahirkan di jepang kecil ya, karena ibu ibu tidak boleh multitasking. ah saya jadi ketawa sendiri membandingkan dengan cerita ibu ibu di Indonesia yang bangga dengan multitaskingnya. 

bekal terakhir dari pak Munif untuk para guru dan yang akan menjadi guru adalah cek diri apakah berbakat menjadi guru, bila tidak berbakat maka raihlah minta untuk mengajar. karena bakat itu gifted tetapi minat bisa dilatih. kemudian tidak boleh berhenti belajar. nah kalau yang ini saya rasa semua manusia tidak boleh berhenti belajar dan terakhit jadi guru harus ikhlas, ikhlas belajar dan ikhlas mengajar. 

sekian rangkuman pendek dari saya, semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun