Mohon tunggu...
Gamal Albinsaid
Gamal Albinsaid Mohon Tunggu... Dokter - Wirausaha Sosial dan Inovator Kesehatan

Wirausaha Sosial dan Inovator Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

The Next Normal Konser, Olahraga, Perfilman, dan Bioskop Pasca COVID-19

20 Juni 2020   08:00 Diperbarui: 20 Juni 2020   08:05 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagaimana nasib perfilman dan bioskop sejak COVID-19? (source : Entgroup)

Kapan Kita Akan Pergi ke Konser Lagi?
Acara olahraga atau konser dengan kerumunan orang yang banyak kemungkinan tidak akan terselenggara hingga tahun 2021. Pakar kesehatan juga mengatakan, pernikahan besar, konferensi, dan reuni juga tidak boleh diadakan sampai kita mendapatkan vaksin atau tes meningkat secara drastis. Hal itu senada dengan apa yang dikatakan Walikota LA dan New York. 

Walikota LA mengatakan pertemuan massal seperti konser dan acara olahraga tidak mungkin sampai tahun depan. Walikota New York Bill de Blasio juga mengatakan "Hal terakhir yang harus kita lakukan adalah mengumpulkan, anda tahu, 10.000, 20.000, 50.000". Oleh karena itu, jika aktivitas itu membutuhkan pengumpulan banyak orang, seperti konser, tidak ada harapan dalam jangka pendek. Konser-konser virtual bisa menjadi opsi pengganti selama pandemi.

Bagaimana Nasib Dunia Perfilman dan Bioskop?

 


Cina sempat membuka bioskop, namun kemudian menutup kembali karena kekhawatiran pandemi gelombang kedua. Setelah itu, tampak tidak ada pertumbuhan berarti dalam beberapa bulan. Beberapa perubahan lain, diantaranya pengunjung opera di Taiwan perlu menjaga 3 kursi kosong di antara satu sama lain, banyak bioskop bereksperimen dengan drive-in. Televisi nasional Belgia VRT telah menggunakan gelang pendeteksi jarak untuk melindungi aktor saat rekaman acara.
 
The Next Normal Olahraga
The Next Normal dari acara olahraga, aturan tanpa penonton atau pembatasan jumlah peserta bisa menjadi solusi. Walaupun demikian, pertandingan olahraga tanpa penonton akan terasa sangat berbeda. Seperti kata Sir Matt Busby, legenda MU sejak 1950, "football was meaningless without its fans". 

Oleh karena itu, upaya perubahan olahraga tanpa penonton akan membuat pertandingan olahraga menjadi sangat berbeda. Industri olahraga diharapkan mampu menggunakan teknologi sebagai inovasi untuk mengembalikan keterlibatan penonton yang akan hilang untuk pertandingan di ruang tertutup.

Dampak yang terjadi akibat lockdown pada olahraga yang tidak pernah terjadi sebelumnya sejak perang dunia II. Kita tidak lagi melihat bintang olahraga beraksi. Atlet, pelatih, staf pendukung, penyiar, wartawan, agen, dan mereka yang bekerja di stadion, tidak siap untuk perubahan ini. Badan pemasaran olahraga yang berbasis di London, Two Circles memperkirakan industri olahraga akan kehilangan pendapatan sebesar 61,6 miliar USD tahun ini.

Dengan ditundanya banyak pertandingan olahraga, penyiar acara olahraga juga mendapatkan dampak berat. Untuk mencegah kerugian besar, federasi olahraga dan penyiar berencana menyelenggarakan acara besar yang diadakan jarak jauh dengan pemain, tanpa penonton langsung, dan menggunakan produksi jarak jauh. Dunia olahraga sedang menyiapkan produksi jarak jauh.

Apa itu produksi jarak jauh? Biasanya pada suatu waktu, ketika acara pertandingan besar sedang berlangsung, ada ratusan profesional dengan berbagai perangkat keras untuk menghasilkan video berkualitas tinggi. Produksi jarak jauh adalah kebalikannya. Teknologi ini memungkinkan penyiar dan pemilik konten untuk secara jarak jauh menghasilkan acara yang berlangsung jauh, dan penyiaran atau produksi akan berlangsung di negara asal mereka. 

Misalnya jika pertandingan kriket di New Delhi, tim produksi dan penyiaran bisa berada di London. Keuntungan dari produksi jarak jauh adalah memungkinkan tim produksi dan kru untuk bekerja dari lingkungan yang aman tanpa mengurangi kualitas produk siaran. Konsepnya tidak baru, hanya saja menjadi lebih relevan.

Dengan tidak adanya acara olahraga dan tidak mempersiapkan diri untuk pertandingan, atlet memiliki banyak waktu berinteraksi lewat media sosial mereka. Banyak atlet di seluruh dunia telah meningkatkan aktivitas media sosial mereka. Selama pandemi COVID-19, Media sosial telah mengubah cara atlet berinteraksi dengan penggemar mereka dan membawa para atlet lebih dekat dengan penggemar mereka.

artikel ini juga tayang di laman kumparan.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun