The Next Normal Fashion
Keberlanjutan perusahaan pakaian, busana, dan barang mewah akan sangat tergantung pada kemampuan digital dan kemampuan analisis mereka. Hal ini tampak dari survei sentimen konsumen yang dilakukan bulan April menunjukan penurunan kemauan membeli 70-80% secara offline dan 30-40% secara online di Eropa dan Amerika Utara. Bahkan di negara-negara yang belum lockdown, keberadaan e-commerce sekalipun tidak mampu mengimbangi penurunan penjualan di toko.
Disis lain, krisis ini telah melahirkan banyak kreativitas. Banyak insinyur, arsitek, desainer telah mengembangkan konsep baru dalam the next normal. Beberapa inovasi di bidang fashion, diantaranya adalah BIOVYZR oleh VYZR Tech dan kacamata face shield oleh Joe Doucet. Namun, tidak semua konsep dapat diadopsi dengan luas.
The Next Normal Salon dan Perawatan Diri
Masa depan untuk industri kecantikan sangat tidak pasti. Banyak orang sekarang memilih rambut natural ketika mereka stay at home. Mereka lebih memilih perawatan rambut yang lebih hemat karena alasan ekonomi. Sebagian besar orang menyatakan semakin jarang ke salon rambut. Banyak yang meminta anggota keluarganya memotong rambut mereka. Edukasi perawatan kecantikan melalui online mengalami kenaikan signifikan. Di sisi lain, layanan potong rambut dan perawatan di rumah bisa menjadi solusi praktis saat ini.
Ketika salon kembali buka, salon perlu melakukan protokol pencegahan, diantaranya memasang jarak antar pelanggan, menghindari perawatan atau style yang melibatkan kontak sangat dekat, menggunakan masker wajah, mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak, membersihkan segala sesuatu yang menyentuh klien, desinfeksi tempat perawatan pada saat pergantian pelanggan. Salon dapat mempekerjakan kru profesional untuk mendesinfeksi alat dan bahan di antara shift. Layanan desinfeksi bisa menjadi peluang baru selama pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H