Pendidikan informal merupakan proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk di dalamnya adalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga atau masyarakat, lingkungan pekerja dan permainan, Pasar, Perpustakaan dan media (Menurut Coombs dalam Sudjana, 1991).Â
Dalam masyarakat sekitar, sering sekali menemukan perilaku yang kurang sopan santun. Sopan santun merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga maupun masyarakat.
Keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak untuk membentuk kepribadian. Kepribadian tersebut seperti halnya sopan santun. Sopan santun di peroleh apabila keluarga menamkan perilaku sopan santun sejak anak masih kecil. Perilaku sopan santun tersebut akan dinilai oleh orang lain. Seperti halnya ada orang lebih tua sedang duduk dan kita melewati depannya, maka kita harus membungkukkan badan. Isyarat membungkukkan badan membuat persepsi orang menjadi baik terhadapat anak tersebut.
Pada era milenial, anak-anak kurang menerapkan sopan santun terhadap orang lain. Adapun penyebabnya seperti anak tersebut sudah diajarkan orang tuanya, tetapi tidak menerapkannya dalam masyarakat sekitar. Dan ada juga yang berasumsi bahwasannya sopan santun tersebut tidak gaul. Gaul atau tidak bukan untuk gaya, tetapi memiliki perilaku sopan santun akan mendapat manfaat atau kebaikan yang akan datang.Â
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan. Jadi jika kita menerapkan sopan santun kepada orang lain maka orang tersebut akan sopan dan sebaliknya. Seperti paribasan  Jawa "sapa nandur bakal ngunduh" yang berarti siapapun yang menuai kebaikan akan dibayar dengan kebaikan pula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H