IHSG merupakan indeks yang mengakumulasi dan mengukur kinerja semua saham yang tercatat di Papan Utama dan Papan Pengembangan BEI. IHSG memiliki peran yang vital dalam pasar modal karena IHSG memiliki fungsi sebagai indicator pergerakan pasar modal, mengukur kinerja portofolio beserta keuntungannya, dan melihat pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu IHSG biasanya menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan investor sebelum masuk ke pasar saham. Kondisi IHSG tentunya dipengaruhi oleh banyak factor, baik itu factor internal maupun eksternal. Salah satu factor eksternal yang mempengaruhi IHSG adalah kondisi perekonomian secara makro. Beberapa waktu lalu saat terjadi covid19, perekonomian Indonesia mengalami guncangan yang pada akhirnya berdampak pada pasar modal.
      Sebelum perekonomian Indonesia mengalami guncangan akibat pendemi nilai rata -- rata IHSG secara berurutan dari tahun 2018 -- 2019 adalah 6.086,74 dan 6.302,65. Apabila dilihat dari nilai rata -- ratanya, IHSG mengalami peningkatan sebanyak 3.4%. Peningkatan ini mengindikasikan terdapat lebih banyak saham yang mengalami kenaikan harga daripada yang mengalami penurunan harga. Sementara itu di tahun 2020, merebaknya kasus Covid-19 di Indonesia menyebabkan kegiatan perekonomian ikut terdampak. Nilai rata -- rata IHSG pada tahun 2020 adalah 5.248,81, nilai ini mengalami penurunan yang cukup drastis yakni sebanyak 12% dari tahun 2019. Saat terjadi covid-19 investor membangun spekulasi terhadap pasar modal Indonesia sebagai akibat dari kondisi pandemic yang tidak menentu. Hal ini berpotensi menyebabkan kepanikan pasar yang akan mengganggu kestabilan pasar modal. Faktor lain yang melatarbelakangi penurunan IHSG 2020 adalah banyaknya masyarakat yang kehilangan sumber pendapatan. Banyak perusahaan gulung tikar yang berdampak pada penutupan usaha ataupun PHK karyawan, sehingga Sebagian masyarakat tidak lagi memiliki sisa uang untuk diinvestasikan.
      Tahun 2021 hingga 2023* (*data hingga 26 November) merupakan masa dimana IHSG mulai mengalami kenaikan. Pada saat itu nilai rata -- rata IHSG secara berurutan adalah, 6.228,85, 6.959,45, dan 6.826,64. Pada akhir tahun 2020 pemerintah mengeluarkan kebijakan PSBB yang menyebabkan bisnis di sector riil kurang menarik bagi masyarakat, maka dari itu masyarakat memilih untuk mengalokasikan modalnya ke pasar modal. KSEI mencatatkan jumlah investor pasar modal mengalami pertambahan dari yang semula berjumlah 2.484.354 (data tahun 2019) menjadi 3.880.753 (data akhir 2020). Adanya peningkatan jumlah investor menyebabkan volume transaksi perdagangan di pasar modal meningkat, sehingga pasar modal mulai mengalami pemulihan / peningkatan performa. Selain itu, di akhir tahun 2020 tepatnya tanggal 30 Desember, OJK mengeluarkan kebijakan untuk mendorong pemulihan ekonomi dan menjaga ketahanan pasar modal. Kebijakan tersebut berisi relaksasi bagi pelaku industri pasar modal; pengendalian volatilitas, kemudahan perizinan dan penyampaian dokumen serta pelaporan yang berlaku untuk pelaku industri dalam pengelolaan investasi. Selain untuk mendorong pemulihan pasar modal, kebijakan ini juga menjadi salah satu upaya OJK untuk mengembalikan kepercayaan investor.
      Analisis kondisi pasar modal juga dapat dilakukan dengan cara melihat nilai standar deviasi. Pada tahun 2018 -- 2019 sebagai sampel tahun sebelum covid diperoleh nilai standar deviasi 152.67, sedangkan di tahun 2021 -- oktober 2023 sebagai sampel tahun setelah covid diperoleh nilai standar deviasi 389.18. Semakin tinggi nilai standar deviasi, maka semakin tinggi juga volatilitasnya. Dalam kasus ini, kondisi pasar modal sesudah covid-19 lebih volatile, hal ini sejalan dengan pertambahan jumlah investor yang berpartisipasi di pasar modal pada akhir 2020. Saran bagi pemerintah dalam rangka mendorong pemulihan pasar modal, pemerintah dapat melakukan kolaborasi dengan pihak swasta baik itu dalam hal pembuatan kebijakan maupun pembiayaan program. Saran bagi akademisi yaitu mengedukasi seluruh lapisan masyarakat khususnya golongan masyarakat usia produktif agar melek investasi. Dari hal tersebut diharapkan semakin banyak investor yang berinvestasi di pasar modal sehingga tingkat likuiditas yang ada di pasar modal semakin tinggi. Selain itu saran bagi investor, disarankan untuk selalu membuat perhitungan dan Analisa mendalam sebelum mulai membeli sebuah saham. Salah satu hal yang dapat dipertimbangkan adalah kondisi IHSG.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H