Mohon tunggu...
mona ^_^
mona ^_^ Mohon Tunggu... -

Chocolate lover | Travelling holic | Lovely alone

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sabun Hotel = Sampah?

5 Agustus 2011   15:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:04 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_127268" align="aligncenter" width="680" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Saat menginap di hotel, apalagi yang berbintang, biasanya kita akan mendapatkan paket yang disediakan sebagai fasilitas hotel tersebut. Diantaranya, perlengkapan mandi seperti sabun, shampoo, sikat gigi, pasta gigi bahkan ada yang menyediakan sisir. Selain fasilitas standar lainnya, yaitu tempat tidur, selimut, handuk, sandal, lemari, kulkas, AC, TV, kamar mandi, bathup, sesuai kelas hotelnya. Perlengkapan mandi biasanya boleh dibawa pulang oleh pengunjung hotel tersebut. Hanya saja, tidak semua melakukannya. Dengan berbagai macam alas an tentu saja. Masing-masing orang mungkin berpikir praktis dan menganggap biasa saja meninggalkan 'sisa' yang dipakainya. "Ah, kan cuma sedikit.", mungkin itu yang ada di benak kita. Kalau untuk satu orang memang sedikit, tapi kalau 'satu orang' nya ada di ribuan kamar, berganti 'satu orang' setiap hari? Bisa menjadi jutaan 'cuma sedikit'. Hampir semua hotel yang menyediakan fasilitas tersebut ke pengunjungnya akan membuang sisa perlengkapan mandi yang ditinggalkan pengunjung, kemudian menggantinya yang baru untuk pengunjung berikutnya. Bahkan masih banyak hotel yang menggunakan sabun mandi batangan, yang tentu saja akan langsung dibuang karena tidak memungkinkan untuk di 'modifikasi'. Hal ini membuat Derreck Kayongo pria Uganda yang mendirikan yayasan Proyek Sabun Global (Global Soap Project/GSP) terkejut. "Saya kaget mengetahui banyaknya sabun yang dibuang sia-sia.Setiap tahun, di Amerika Utara saja tercatat ratusan juta sisa sabun batang yang dibuang percuma," ungkap Kayongo. Sejauh ini, 300 hotel nasional telah bergabung dengan proyeknya mengumpulkan sabun dan berhasil mengumpulkan 100 ton sabun bekas pakai. Kangoyo dan yayasannya memulai pemanfaatan sabun-sabun yang dibuang tersebut. Membersihkan dan memproses ulang kemudian mengirimkannya ke negara-negara miskin seperti Haiti, Uganda, Kenya, dan Swaziland. Hal ini membantu rakyat di negara-negara miskin tersebut dari penyakit mematikan. Berita lengkap bisa dibaca di http://www.ciputraentrepreneurship.com/entrepreneur/internasional/sosial/9354-daur-ulang-sisa-sabun-hotel-untuk-warga-miskin.html Saat ini sudah banyak hotel yang menggunakan sabun cair untuk fasilitas perlengkapan mandi. Ini sudah lebih baik, karena sabun bisa diisi ulang. Namun, kalau pihak hotel menyediakan sabun mandi batangan, kita bisa membantu mengurangi sampah yang masih bernilai guna itu dengan mudah. Bawa saja perlengkapan mandi yang disediakan hotel saat kita menjadi pengunjung hotel tersebut. Toh, masih bisa dipakai. Asal jangan mengambil barang-barang hotel yang tidak boleh dibawa pulang, TV dan kulkas misalnya. Jangan niru-niru mbak Gaga yaa... :p

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun