Seperti cakep, keren juga relatif. Di sini (tampak) keren, belum tentu di sana demikian. Menurut kita, begini (terlihat) keren, bagi orang lain?
Seperti itu juga bahasa dan gaya berbahasa yang kita gunakan dalam berkomunikasi.
Sungguh geli saat mendengar orang-orang dengan logat jawa yang lumayan medok (maksa) menggunakan 'Lo, Gue' lengkap dengan penekanan kata-kata layaknya orang-orang yang biasa menggunakan. Sementara, orang tersebut berada di daerah yang lekat dengan budaya jawa, termasuk bertutur kata lebih banyak menggunakan bahasa Jawa. Apalagi orang yang diajak bicara (yang notabene biasa menggunakan 'Lo, Gue') berusaha melebur dengan bahasa di sekitar.
Sama halnya saat melihat orang yang memaksakan berbicara ala-ala jakartaan, dengan bangga menggunakan 'Lo Gue', padahal logatnya amat sangat kental bahasa daerahnya. Lucunya, orang-orang di daerah tersebut menggunakan bahasa daerahnya untuk berkomunikasi. Justru, hal itu lah yang menjadi keren di tempat itu.
Hemmm...mungkin keren diartikan sebagai kota besar yang menyilaukan karena bertabur 'bintang' dan sangat membanggakan jika sedikit saja 'nyenggol' hal yang berkaitan dengannya.
Padahal, sungguh sangat disayangkan ketika salah satu 'kekayaan', seperti salah satu bahasa daerah di papua musnah.
Lo... Gue... Sudahlah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H