Menjelang magrib kemarin saya nyengir-nyengir sendiri saat membaca tulisan “Narkoba Laknat Dibeking Aparat” yang menjadi judul berita di sebuah TV Nasional. Saat itu sedang membahas keberhasilan aparat TNI yang mengamankan ribuan pil ekstasi. Dengan tegas mereka menyatakan akan memerangi narkoba dan bertekad tak ada permainan antara pengedar, bandar dan aparat.
Sungguh mengharukan dan membanggakan mendengarnya. Ucapan yang harus diapresiasi dan didukung penuh. Tentu dengan SUNGGUH-SUNGGUH, JUJUR dan BUKAN SEKEDAR PENCITRAAN.
Bagaimana tidak tersenyum miris dan nyengir. Ada aparat yang berupaya sungguh-sungguh memerangi narkoba di saat bersamaan aparat lain sungguh-sungguh MEMBELA grasi untuk Corby, si ratu ekstasi yang bukan WNI, namun sungguh-sungguh merusak WNI melalui narkoba. Absurd? Atau kebijakan random? Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang.
Bahkan dengan alasan (yang sungguh-sungguh berupa alasan) seperti yang dijelaskan Menkum HAM Amir Syamsuddin, grasi merupakan kewenangan presiden yang diatur dalam konstitusi. Sedang grasi bagi Corby diberikan salah satunya karena alasan kemanusiaan dan juga memberi pesan diplomasi bagi Australia. Di mana, di penjara Australia ratusan WNI yang umumnya nelayan ditahan atas dugaan kasus human trafficking. Bahkan grasi ini ADA MANFAATNYA menurut pak Menteri. (detik.com & merdeka.com)
Sedangkan menurutWakil Ketua KPAI Asrorun Niam saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (26/5/2012), "Masa tahanan anak-anak Indonesia yang ditahan di tahanan dewasa Australia tanpa melalui proses hukum dan belum jelas, dibarter dengan seorang pelaku tindak pidana narkoba yang masuk extra ordinary crime."
Apalagi beberapa saat sebelumnya berita heboh wamenkumham sidak dan menampar sipir penjara tersiar ke seluruh penjuru negeri. Konon, sidak tersebut juga katanya untuk memberantas narkoba di penjara.
Hmmm…inikah yang dimaksud ‘memberantas narkoba di penjara?’
Semakin gagal paham saat fakta mengejutkan diungkap Yusril Ihza Mahendra tentang keluarga Corby, “Saya bantu Granat untuk menggugat (Keppres tentang Grasi Corby) di PTUN. Banyak yang tidak tahu kalau ayah dan saudara kandung Corby juga dipenjara di Australia karena narkotika. Mereka tidak diberi grasi di sana,” kata Yusril melalui Twitter @Yusrilihza_Mhd.
Sungguh miris, di saat begitu banyak rakyat Indonesia yang bersungguh-sungguh berperang dengan narkoba. Orangtua yang khawatir terhadap anak-anaknya, saudara yang khawatir dengan saudaranya. Penelitian yang semakin menguatkan tentang jerat narkoba dan pangsa pasar menggiurkan bagi pengedar. Corby diberi grasi.