24 jam sejak pagi kemaren kebetulan ada acara yang membuat sholat lima waktu bisa berjama’ah dengan puluhan orang di sebuah tempat. Alhamdulillah tanpa harus digusah dan disuruh-suruh bisa menata shaf (barisan sholat) menjadi rapi dan rapat. Semua dengan kesadaran masing-masing.
Sebentar lagi Ramadhan ya…Ayo hitung-hitung tinggal berapa hari lagi? Semoga Alloh sampaikan :)
Jadi teringat pernak-pernik saat akan sholat yang menjadi sholat ‘favorit’ di bulan Ramadhan. Orang yang sholat selalu banyak, apalagi awal-awal bulan Ramadhan, masjid-masjid penuh untuk melakukan sholat ini. Sholat apa? Yup! Sholat tarawih.
Jadi, beginilah yang sering dan hampir selalu saya temui di bagian jama’ah perempuan saat sholat tarawih;
Shaf yang tidak rapat karena sajadah yang dibawa ukurannya segede anak Gaban heeee… Bisa muat untuk 1 ½ orang atau 2 orang kalau kecil. Nah, ketika akan sholat, ada saja ibu-ibu atau mbak-mbak yang tidak mau bergeser untuk merapatkan shaf, tetap keukeuh di bagian tengah sajadahnya, walaupun kita sudah bersuara, “Ibu/mbak, bisa minta tolong geser sedikit? Biar shaf-nya rapat.”
Beragam tanggapan biasanya, ada yang mau bergeser, ada yang bergeser sambil cemberut dan ngangkat sajadah untuk digeser juga. Ada juga yang diam saja, hanya melihat dan tidak bergeser. Bahkan ada yang galak, marah kalau diminta geser dikit. Huhu
Hal yang lainnya adalah perintah untuk maju memenuhi shaf depan. Tapi nih, yang memerintahkan maju ga mau maju terlebih dahulu untuk memenuhi shaf depan karena sudah pada pw alias posisi wueenaakkk. Heee
Lebih memilih bertahan untuk tidak memenuhi shaf depan karena sudah deket jendela jadi ga panas, deket pintu jadi pas pulang ga desak-desakan, deket tembok jadi bisa nyender pas ceramah tarawih.
Yuk ah…geser dikit dong. Rapi, rapat dan teraturnya barisan juga menunjukkan banyak hal tentang diri kita loh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H