Mohon tunggu...
Nystans
Nystans Mohon Tunggu... Konsultan - Pokoknya nulis :)

Ada tulisan serius ada yang yang tidak serius. Santai saja.

Selanjutnya

Tutup

Love

Jadilah Teman yang Tahu Diri

23 Desember 2021   16:47 Diperbarui: 29 Juni 2022   13:19 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalian pernah nggak sih liat lingkaran pertemanan laki-laki dan perempuan yang dekat banget. Saking dekatnya bisa-bisa makan sepiring dan tidur sebantal. I don't know... mungkin aku yang kolot ya. Aku kadang berpikir lingkaran pertemanan seperti ini kadang tidak baik jika kita sudah mulai berumah tangga.

Beberapa waktu yang lalu aku pernah bertemu dengan temanku yang sudah lama sekali aku tidak berjumpa dengannya. Mungkin sekitar dua atau tiga tahun kami tidak bertemu. Saat itu kami berpapasan di depan pintu kulkas yang mau aku buka.

"Eh Nys... Astaga udah lama banget kita ga ketemu ya" aku pun berbalik dan memukul bahunya "Ya ampun Rus, iya. Gilak kamu gendut banget". Saat itu kami berdua asyik mengobrol sampai akhirnya seorang perempuan menyela "Mas udah?"

Saat aku menengok ternyata itu adalah istrinya temanku. Mmmm... aku tidak terlalu dekat dengannya karena memang kami hanya beberapa kali bertemu termasuk pada saat mereka menikah beberapa tahun yang lalu.

Suasana yang tadinya 'heboh' berubah jadi sedikit canggung karena aku pun bingung mau ngomong apa lagi selain nanya "Eh bocilnya udah berapa?", "Masih tinggal di rumah lama?" dan pertanyaan boring lainnya. Tapi karena nggak mau berlama-lama ngobrol dan nggak enak dengan istrinya aku langsung berpamitan dengan alasan, lagi buru-buru pada Rusli (tentu saja ini nama samaran). 

Tanggapan istrinya sebenarnya biasa saja, senyumnya terlihat tulus dan ramah. Hanya saja karena aku yang tidak enak hati, aku sendiri yang mengakhiri percakapan tersebut, padahal terlihat sekali Rusli ingin meneruskan percakapan kami dan membahas kejadian-kejadian lucu waktu kami masih sekolah dulu.

Lately, setelah setahun aku menikah baru aku menyadari ada beberapa hal yang berubah jika kita sudah menikah, termasuk kebiasaan dalam pertemanan. Dulu waktu sekolah mungkin aku dan Rusli bercandanya suka kelewatan, makan sepiring bahkan dibolehin jalan-jalan sampai larut malam (tentu saja ini kami lakukan bersama teman-teman kami yang lain). 

Tapi kemudian semua dari kami beranjak dewasa dan menikah, tentu saja kebiasaan-kebiasaan seperti ini ada batasannya. Selain karena harus menjaga perasaan pasangan masing-masing, memang dalam norma-norma agama dan masyarakat jalan-jalan dengan 'yang bukan istri atau suami' tentu adalah hal yang aneh bahkan dilarang.

Aku saja jika melihat suamiku bercanda dengan temannya kelewatan, aku akan mengomelinya sejadi-jadinya. Tanpa ragu aku akan menegur temannya langsung maupun melalui telepon. Jangan takut melakukan ini, memarahinya bukan berarti kita mengekang, itu adalah hal yang sangat wajar dan memang harus dilakukan. Tidak terhitung berapa banyak rumah tangga yang retak bahkan (amit-amit) bercerai dimulai dari lingkaran pertemanan dengan kebiasaan lama yang toxic.

Sebagai teman seharusnya kita lebih pengertian, teman karib sahabat sejati atau apalah namanya itu, suatu hari dia bukan lagi milik kita disaat suka maupun duka. Dia akan menjadi milik pasangannya. Dia akan menjadi milik anak-anaknya. Jadi jangan marah-marah jika sahabat kita satu persatu mulai menghilang karena sibuk dengan rumah tangganya.

Lagi.. Tiada kepemilikan yang abadi, semuanya akan kembali pada Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun