Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Syarwan Edy, sangat suka dipanggil dengan nama bang Paji. Si realistis yang kadang idealis | Punya hobi membaca, menulis dan diskusi | Kecintaannya pada buku, kopi, dan senja | Didewasakan oleh masyarakat dan antek kenangan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tiga Hari di Mars - Paji Hajju

25 Maret 2023   13:13 Diperbarui: 25 Maret 2023   14:07 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Sumber Foto : https://bit.ly/3ZhxZpo"

Cinta ini untukmu, meski dengan diksi paling sederhana melukiskan cerita kala senja menanti malam. Menatap matamu yang syahdu adalah kesukaanku. Berbincang tentang sunyi dengan segelas hangat kopi, dan kehilangan menjadi tema yang tidak bosan-bosan kita permasalahkan. Padamu, aku ingin menghabiskan sisa malam-malam panjang, menghirup hawamu hingga tak tersisa, berbagi ceria, bertukar mania dan harapan kita bersama sampai tutup usia.

Jika memungkinkan, di masa depan nanti, kau dan aku bisa memilih Mars menjadi salah satu daerah wisata kita yang paling dinanti. Apakah kamu tertarik akan pergi berwisata ke Mars, kekasih? Nanti tempat-tempat yang kita lalui itu indah-indah dan menarik di tatapan mata kita. Berdua saja menikmati pemandangan Olympus Mons untuk lupakan badai yang ada di masing-masing isi kepala kita. Dari kejauhan memandang Gunung berapi Tharsis dengan sedikit bercerita tentang mimpimu yang masih kau usahakan. Duduk menyaksikan Valles Marineris lalu terjebak dalam sejuk udara kala jingga menyapa manja-manjanya.

"Berikan aku potretmu yang paling tak menyihir, akan ku tulis sebuah puisi cinta yang paling romantis." Di pemberhentian Iani Chaos, kita akan disuguhi panorama tebing terjal dan bukit-bukit yang terlihat seperti pilar. Kau berteriak sesuka hatimu, aku yang berusaha utuh menghadapi semesta. Di puncak Kawah Becquerel, aku mendengarkan kisah-kisah sendumu dan ingin sekali aku membawa Surga untukmu sekedar melumuri jiwamu yang merana. Pada Kutub utara dan selatan Mars, aku berbisik padamu namun tak memakai suara; tentang inginku merangkai masa depan bersamamu, sarat luka namun indah akhirnya mengheningkan cipta keabadian.

Jika cinta adalah puisi maka kau adalah rangkaian kata yang paling puitis. Seperti Bumi, mata sayumu menidurkan segala kegelisahanku. Di tengah-tengah Medusae Fossae, kita memberi tanya, menerka jawab dan pada setiap koma kata-katamu aku mencari jejakmu lalu ku dekap erat ronamu pelan-pelan tanpa kesedihan. Dan Ghost Dunes ialah tempat terkahir kita, kau pun merasa takut karena seperti gundukan hantu. Namun begitu kau tetap jelita-jelitanya dan menjadi alasan terbesarku untuk hidup lebih lama sebab kau adalah rasa yang tak terkalahkan oleh musim-musim basah atau pemenang dari seluruh pemilik kata di dunia.

Bisakah kau mendengar seperti apa suara nyanyian rindu yang menyelusup ke lubuk hatiku ini? Lelah, dan aku sangat ingin terlelap di pangkuanmu dengan benar dan tenang. Masih terngiang-ngiang di permukaan Mars; Kawah, Gunung berapi, Lembah, Gurun, dan Tudung es menjelma kenangan yang telah mengakar di dasar hati terdalam. Selepas dari perjalanan yang nantinya sejarah bagi kita, aku sudah dan telah terjebak dalam candu canda tawamu menghujam tepat di kalbuku. Sejenak aku terpejam, atas namamu; rasa yang tak biasa ini hanya kau satu-satunya di hatiku.

Tidak ada lagi kata-kata yang paling permai dapat ku ungkapkan saat di dekatmu, aku hanya mampu dan pasrahkannya dalam doa panjangku penuh khusyuk. Biarkanlah aku disini, tiga hari di Mars lalu tenggelam pada senyummu paling menawan. Sebab aku telah lama mati terbunuh oleh paras cantikmu yang memikat itu. Untukmu, terimakasih. Karena kau yang membuatku bisa melihat dengan jelas pelangi di musim kemarau. Kala nanti, tatapan kita mampu beradu penuh rindu, semoga romansa kita mampu bersatu untuk selamanya.

Suatu hari nanti setelah kepulangan kita dari Mars, cinta dan getaran rindu tak terdengar di telingamu lagi, percayalah doaku akan setia memeluk jiwamu hingga malam yang menyendiri merasa cemburu padamu. Perihal siapapun selainmu, aku tak mau tahu. Kau masih satu dan utuh, karena yang berubah hanya persoalan waktu. Diantara tumpukan rindu, ada doa yang merapal namamu tak henti-henti lalu mengeja kerinduan dengan begitu setia di dalam dada. Dan semua tentangmu, aku tahu kemana harus berpulang. Moga takdir berpihak pada kita, aku memohon kepada Tuhan agar segala bahagia menemukan jalannya lalu kita sama-sama saling menerima dengan mudah.

-Nusa Tenggara Timur, 25 Maret 2023-

@paji_hajju || @kamar_paji

#masyarakat #antek #kenangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun