tapi jika tidak ada engkau di sisi lagi aku hanyalah seonggok daging yang pandai bicara perihal omong kosong.
Di langit telah kutitipkan rinduku, di laut dalam telah kutaburkan benih cinta untukmu paling tulus, di air yang jernih, di sungai-sungai yang mengalir, di titik-titik embun yang mencumbu mekar bunga, di angin, di awan serta di telapak kaki Mama jualah aku titipkan surgaku.
Rangkaian kata, terkisah dalam prosa lalu menjadi bait di tiap-tiap doa. Akhirnya aku tahu, aku adalah seorang yang di peluk nestapa yang tiada habisnya. Dan aku adalah anakmu, menjadi saksi perihnya mencintai dan pernah juga bersembunyi di balik hujan atas air yang menggenangi pipi lalu kantuk bercanda dengan isi puisi.
Oepura, 30 Januari 2023
Oleh : Paji Hajju
(Masyarakat sekaligus antek kenangan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H