Bahwa yang dulu aku terluka tak apa, untuk semua luka yang lampau aku telah mengiklaskannya dan aku belajar banyak darinya, perihal susah dan bangkit berjuang.
Perihal pelik yang butuh akan peluk. Sederhananya, aku tersenyum lebar dan memberikan ruang untuk diri membacakan surat sambil minum es kelapa muda dengan lega. Begini aku menuliskannya:
Kepada:
Aku yang muda rapuh,
Cie si tampan, udah tersenyum lebar aja sekarang. Terimakasih banyak untuk diri sudah mau berusaha dan tetap kokoh sampai pada saat ini. Apakah dirimu ingat pada senja kala itu dirimu bersedih dan tangis pilumu pecah entah-berentah setelah melewati banyak tantangan berat dalam hidup ini? Tidak hanya itu-itu saja bukan? Kau sudah baikkan sekarang. Berbahagialah atas nama pejuang dan ingatlah bahwa dipersimpangan bahagia ada tangisan disana.
Hehe, tertawalah untuk saat ini. Masikah kau ingat bagaimana yang dulu-dulu? Perihal dimana kau selalu mengkhawatirkan keadaan mu dimasa depan? Masih termakan oleh kata "siapa aku dan siapa aku dimata mereka" atau sebaliknya "mau kemanakah diri ini". Berbenalah Mencintai diri sendiri dan orang banyak.
Kau yang selalu mencemaskan hal-hal kecil.Â
Menjadi tak mood bila berhadapan dengan orang itupun kau memaksakan diri untuk hilangkan kewas-wasan yang ada. Terkadang suka tidak sefrekuensi antara pemikiran dan hati. Dirimu rela ditertawakan asalkan yang lain berbahagia. Rela untuk terluka agar yang lainnya tak terlukakan. Waraskah itu? Kau butuh rehat sejenak untuk pikir panjang lagi tampan.
Kau menyelam lebih dalam lagi agar keseimbangan perlu diatasi, agar kekhawatiran perlu diredam, ketakutan pada kegagalan semakin menipis dan rela menghadapi kenyataan apapun resikonya kelak. Untuk kuat, kau tak harus berambisi. Untuk maju, kau tak harus termakan ego. Dan kau pun tak harus mengikuti apa kata mereka. Dunia ini ajang perlombaan siapa yang tabah pasti mendapatkan hasil yang memuaskan. Ingat tampan, jangan menuhan pada egomu sendiri. Jangan terus menerus berdalih yang tak penting, yang tidak ada keuntungan untuk pribadi. Buanglah jauh-jauh ambil sikap yang dingin dan mawas diri sebisa mungkin.
Pegangan kata-kata ini ; aku dan kau adalah satu batang tubuh, dari dulu hingga sekarang tidak ada yang termakan oleh waktu. Ingat aku adalah kau yang tidak pernah percaya pada hal-hal yang mustahil. Tapi percayalah kuasa Tuhan jauh lebih luar biasa di bandingkan ekpektasi yang kau dapatkan ini.
Kau selalu tertekan oleh tingkah laku mu sendiri. dimana teman-teman mu sibuk mengumpulkan banyak predikat penghargaan, malah dirimu sibuk untuk menguatkan mereka. Pertanyaannya adalah kapan dirimu seperti itu? Ayo bangkit tampan, buktikan bahwasanya dirimu jauh-jauh lebih luar biasa ketimbang mereka. Ini bukan ego atupun dendam yang berbicara tapi tahu diri dan sadar diri itu penting.