Profesi sebagai perawat merupakan pekerjaan sebagai tenaga kesehatan yang memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan pasien di rumah sakit. Terjun langsung pada pengamatan sehari, dalam mengamati seorang perawat memberikan wawasan baru tentang seni berbicara dalam berkomunikasi terapeutik. Kegiatan pengamatan ini bertujuan untuk mempelajari tentang aktivitas sehari-hari seorang perawat memberikan pelayanan kesehatan yang mereka jalani dalam roda kehidupan pekerjaannya.Â
Komunikasi adalah aspek penting dalam dunia keperawatan. Bagi sosok perawat komunikasi bukan sekedar alat bicara untuk menyampaikan sebuah instruksi kepada pasien maupun klien. Lebih dari pada itu, komunikasi adalah sebuah seni dalam menjalin hubungan perawat dengan pasien secara emosional. Sehingga sebagai kunci untuk menciptakan sebuah pelayanan yang bermakna. Salah satu bentuk komunikasi dalam dunia keperawatan adalah komunikasi terapeutik.Â
Pengamatan dilakukan di salah satu RSUD kota Surabaya. Subjek yang diamati adalah seseorang perawat yang sedang menjalankan tugasnya dalam melayani pasien terutama dalam bentuk berkomunikasi. Komunikasi terapeutik ini berfungsi untuk mendukung kondisi psikologis pasien, meningkatkan rasa aman, serta membangun rasa saling percaya. Dalam satu hari pengamatan seorang perawat memberikan pemahaman konsep jelas tentang pekerjaan mereka. Keberhasilan aspek perawatan tidak hanya bergantung pada keterampilan medis atau teknologi kesehatan yang digunakan, tetapi juga pada kualitas interaksi antara perawat dan pasien. Menguasai seni berbicara dalam konteks komunikasi terapeutik bukanlah hal yang mudah.Â
Dasar pertama dalam berkomunikasi terapeutik yang baik adalah mendengarkan dengan penuh seksama. Mendengarkan dengan seksama memampukan perawat untuk menangkap keluhan pasien secara lebih mendalam, sehingga mereka dapat memberikan pelayanan yang tepat. Yang kedua adalah perawat menggunakan bahasa yang sederhana, sehingga mudah dipahami oleh pasien. Menghindari dalam penggunaan istilah medis, agar pasien tidak bingung. Dengan metode ini, pasien akan merasakan terlibat dalam seluruh proses pelayanan dan lebih memahami tindakan yang akan dilakukan oleh sang perawat. Yang ketiga adalah memberikan ruang untuk pasien juga berbicara. Terkadang banyak perawat terlalu fokus dalam tugasnya, sehingga lupa untuk juga memberikan pasien kesempatan berbicara. Dengan memberikan sebuah ruang 'kecil' dapat memastikan pasien merasa didengarkan dan dihargai. Oleh karena itu, dalam komunikasi terapeutik tidak hanya berfokus pada kata-kata yang diucapkan, tetapi juga bagaimana cara perawat berinteraksi dan merespon pasien.
Sebagai kesimpulan, profesi perawat memiliki peranan penting dalam menjaga kualitas pelayanan kesehatan. Komunikasi terapeutik adalah sebuah seni berbicara yang harus dikuasai oleh setiap perawat untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermakna. Melalui komunikasi yang penuh perhatian dan jujur, perawat dapat membangun hubungan yang kuat dengan pasien. Seperti mengurangi kecemasan mereka, serta meningkatkan kualitas perawatan yang diterima. Dalam dunia kesehatan yang semakin kompleks dan berkembang, kemampuan berkomunikasi secara terapeutik menjadikan proses penyembuhan pasien lebih menyeluruh dan bermakna. Oleh karena itu, komunikasi terapeutik harus menjadi keterampilan utama yang terus diajarkan pada seluruh calon-calon tenaga kesehatan di luar sana untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang lebih bermakna dan berdampak positif bagi pasien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H