Pada hari Rabu 14 Juni 2023, di Aula Mesjid Raya Mujahiddin Bandung, Yayasan Kemala Bhayangkari Polrestabes Bandung menggelar acara pelepasan murid-murid seluruh TK Kemala Bhayangkari di Bandung dengan penuh kebanggaan. Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Yayasan, Kapolrestabes Bandung, Dinas Pendidikan Kota Bandung, para pejabat terkait, dan juga orangtua murid yang bangga melihat prestasi anak-anak mereka.
TK Kemala Bhayangkari 21 Sukamiskin, TK Kemala Bhayangkari 37 Nias, TK Kemala Bhayangkari 39 Samoja, dan TK Kemala Bhayangkari 41 Sukajadi adalah empat TK yang terlibat dalam kegiatan perpisahan dan pentas seni yang berlangsung dengan meriah. Murid-murid dari keempat TK tersebut menunjukkan bakat dan keterampilan mereka di atas panggung.
Dalam acara tersebut, Drs. Abdul Gaos, M.Pd., Kabid PP PAUD DIKMAS, Dinas Pendidikan Kota Bandung, menyampaikan pesan dari Kadisdik yang memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas kegiatan ini. Menyadari bahwa Bandung merupakan salah satu kota besar yang memiliki banyak potensi, Abdul Gaos berharap agar anak-anak yang dilepas pada acara ini dapat tumbuh menjadi anak yang soleh dan berguna bagi nusa dan bangsa.
Salah satu penampilan yang mencuri perhatian pada kegiatan ini adalah penampilan Arsyach Putra Febrian dari TK Kemala Bhayangkari 37 Polrestabes Bandung, bersama dengan Tim Pazzer. Arsyach adalah anak dari Jack Febrian Rusdi dan Arlinda Febrian.
Abdul Gaos memberikan penghargaan khusus terhadap penampilan Arsyach tersebut. Kelembutan dan kelenturan gerakan Arsyach dalam menggunakan berbagai teknik bela diri membuat para hadirin terpukau.
"Arsyach memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menggunakan teknik ilmu bela diri. Ilmu beladiri ini tidak hanya bermanfaat untuk menjaga dirinya sendiri, tetapi juga memberikan landasan yang berguna bagi anak-anak, terutama ketika diberdayakan dalam lingkungan Bayangkari di kepolisian," ungkap Abdul Gaos dengan penuh kekaguman. "Kami berharap agar semakin banyak anak-anak yang memiliki kemampuan seperti Arsyach, tidak hanya dalam bidang bela diri, tetapi juga dalam bidang lainnya," lanjutnya.
Abdul Gaos menekankan bahwa penumbuhan minat dan bakat anak sejak dini membutuhkan dukungan kolaboratif dari berbagai pihak. Ia menyampaikan bahwa pada usia PAUD, anak-anak tidak perlu diberikan beban belajar kognitif, seperti calistung, yang sebaiknya dimulai pada jenjang SD. Sebaliknya, anak-anak perlu diberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan mendukung perkembangan mereka.
"Kebijakan nasional dan strategis dari Kementerian Pendidikan menekankan pentingnya metode belajar yang menyenangkan. Saat ini, lebih baik untuk tidak menekankan calistung di kelas PAUD dan tidak menguji anak-anak ketika memasuki SD dengan tes baca, tulis, dan hitung. Sebaliknya, biarkan anak-anak belajar dengan cara yang menyenangkan agar mereka dapat mengoptimalkan tumbuh kembangnya tanpa terbebani oleh isu-isu orang dewasa," jelas Abdul Gaos.